Kia menyiram makan almh Mamaya menggunakan air mawar yang dia bawa, tak lupa juga dia menaburkan bunga di atas makan almh Mamanya, setelah itu Kia baca doa sambil berlinang air mata. Kia juga berharap almh Mamanya mendoakannya supaya dia menjadi wanita yang kuat dan masalahnya juga bisa cepat selesai, “Ma, doain Kia ya supaya masalah Kia cepat selesai.” batin Kia sambil cium nisan almh Mamanya. Setelah itu Kia beranjak pergi dari makan almh Mamanya, sebenarnya sangat berat buat Kia melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, tapi cuaca yang tidak mendukung yang membuat dia harus pulang karena mau turun hujan.
Pak Kusuma ketuk pintu kamar Kia sambil panggil Kia, tapi tidak ada jawaban, dia mengulanginya beberapa kali, tapi tetap tidak ada jawaban dari Kia. Pak Kusuma nampak sangat khawatir, dia takut terjadi apa-apa sama Kia, dia berniat mau dobrak pintu kamar Kia, tapi tiba-tiba Kia buka pintu kamarnya sambil menggunakan mukena yang belum dia buka karena dia baru selesai salat subuh. Pak Kusuma langsung peluk Kia yang membuat Kia heran, “Kamu baik-baik saja kan Nak?” tanya Pak Kusuma sambil peluk Kia, “Iya Pa. Aku baik-baik aja!” jawab Kia bingung karena tumben banget Papanya seperti itu. Semenjak Kia ziarah ke makan almh Mamanya, dan setiap selesai salat dia selalu berdoa supaya Tuhan kasih dia kekuatan untuk menghadapi masalahnya, dia berubah jadi manusia yang lebih tenang dan ikhlas untuk menghadapai masalahnya. “Syukurlah.” Pak Kusuma lepas pelukannya dari Kia, dia sangat lega mendengar jawaban dari Kia.
“Kia, nanti sarapan di rumah ya. Papa udah bikin sarapan buat kamu!” lanjut Pak Kusuma. Kia senyum mendengar Papanya yang perhatian banget sama. “Ok Pa. Tapi aku siap-siap dulu ya, biar bisa langsung jalan ke butik!” Pak Kusuma mengangguk mendengar pernyataan Kia, dan dia langsung jalan ke meja makan. Pak Kusuma senang melihat Kia tersenyum karena semenjak Kia tidak pulang ke rumah Ray, hanya sesekali dia melihat Kia tersenyum, dan mungkin senyuman Kia itu palsu untuk menutupi masalahnya supaya Papanya tidak curiga. Setelah selesai siap-siap, Kia jalan menuju meja makan buat sarapan, dia memuji nasi goreng bikinan Papanya. Pak Kusuma memang suka masak, apalagi semenjak Mamanya Kia meninggal, dia lebih sering masak daripada membeli makanan di luar, tapi kadang dia suka malas masak makanya ada pembantu di rumahnya, tapi pembantunya tidak menginap di sana. Setelah selesai sarapan, Kia pamit sama Papanya, dia cium tangan Papanya, ucap salam, lalu jalan keluar.
Kia jalan keluar dari supermarket sambil tenteng plastik belanjaannya, dia ke supermaket ditemani sama Gwen. Kia belanja keperluan sehari-hari seperti sabun mandi, deterjen, sampo, dll, sementara Gwen cuma memborong cemilan buat sehari-hari. Saat Kia dan Gwen lagi jalan menuju mobil, Gwen melihat Fika jalan mau masuk supermarket, Gwen mau samperin Fika, tapi Kia menahannya, “Lo mau kemana?” tanya Kia sambil pegang lengan Gwen.
“Gue mau samperin tu cewek!” pernyataan Gwen penuh emosi sambil nunjuk Fika, “Gue mau kasih dia pelajaran, karena udah bikin hidup lo jadi seperti ini!” lanjut Gwen emosi, dia sangat kesel sama Fika karena menurutnya itu semua terjadi ada kaitannya sama Fika.
“Udah lah Gwen, buat apa lo samperin dia. Itu semua nggak akan bikin masalah jadi selesai, malah jadi makin rumit.” Gwen melihat Kia dengan tatapan heran mendengar pernyataan Kia, “Kok lo bisa berpikir dewasa seperti ini!?” tanya Gwen penasaran, “Udah ah, nggak penting buat dibahas!” jawab Kia sambil senyum. Kia lanjut jalan menuju tempat dia parkir mobil, diikuti dengan Gwen yang jalan di belakangnya sambil mikir apa penyebabnya Kia bisa berpikir dewasa seperti itu? Kia sudah lebih tenang menghadapi masalahnya, dia juga sudah pasrah sama apa yang akan terjadi dalam hidupnya, karena sekeras apapun keinginan dia supaya Ray mencarinya dan mengajak dia pulang, itu tidak akan terjadi kalau Tuhan tidak mengizinkan.
“Mas, apa yang dibilang Mas ini bener kan? Ini semua bukan prank kan?” tanya Kia lewat telepon karena dia baru dikasih tau sama panitia ajang Jakarta Fashion Week 2020 kalau karya Kia lolos seleksi tampil di Jakarta Fashion Week 2020.
“Iya Bu Kia, beneran. Dan nntuk info selanjutnya, saya akan segera kabari Bu Kia!”
“Iya Mas terima kasih infonya.” Kia matiin telepon, dia sangat senang karyanya bisa tampil di Jakarta Fashion Week, itu adalah sesuatu yang tidak terduga buat Kia, dia tidak menyangka kalau karyanya bisa lolos seleksi karena dia tau saingan untuk bisa tampil di Jakarta Fashion Week pasti banyak banget. Kia akan memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya karena acara itu akan dihadiri banyak orang dari luar negeri. Kia juga sudah mempersiapkan biaya untuk acara itu. “Gue harus kasih tau Ray!” batin Kia sambil mencari nomor Ray di hp-nya, “Tapi percuma juga gue kasih tau dia. Dia kan nggak peduli lagi sama gue!” lanjut batin Kia, dan dia membatalkan niatnya buat nelepon Ray karena dia ingat kalau hubungannya sama Ray belum membaik.
Gwen tiba-tiba masuk ke ruangan Kia ngedesain, dan Kia langsung peluk erat Gwen sambil teriak, “Gwen...gue seneng banget!” yang membuat Gwen bingung karena setau dia Kia lagi ada masalah, tapi kenapa Kia malah senang. “Karya gue lolos seleksi, dan bisa tampil di Jakarta Fashion Week 2020!” lanjut Kia penuh semangat sambil berhenti peluk Gwen. Mata Gwen melebar, dia sangat kaget “Serius Ki?” tanya Gwen nggak percaya, Kia mengangguk dengan bibir tidak berhenti tersenyum mendengar pertanyaan Gwen, dan giliran Gwen yang peluk Kia sambil ucapin selamat ke Kia. Gwen ikut senang mendengar info itu karena dia tau kalau Kia sangat ingin karyanya bisa tampil di Jakarta Fashion Week 2020.
Kia sangat bingung karena Gwen dan Reza maksa dia buat ikut mereka tanpa kasih tau mereka mau pergi ke mana, “Kalian mau bawa gue ke mana sih!?” omel Kia yang matanya sudah ditutup kain sama Gwen.
“Udah, lo jangan banyak nanya. Liat aja nanti!” jawab Gwen sambil bantuin Kia turun dari mobil Reza. Gwen lanjut nuntun Kia jalan menuju taman hotel yang sudah disiapin sama Ray buat kasih Kia surprise. Kia jalan sambil ngomel-ngomel, dia kesel karena dia merasa nggak nyaman ditutup matanya, “Awas ya kalau lo sampe bawa gue ke tempat yang aneh-aneh. Gue akan bikin perhitungan sama lo!” ancam Kia, tapi Gwen sama Reza cuma ketawa mendengar ancaman Kia. Setelah melewati jalanan yang naik turun, Gwen dan Reza diam-diam ninggalin Kia sendirian karena sudah sampai tempat yang disiapin sama Ray.
“Gwen, Reza, kok kalian diem aja!?” tanya Kia bingung karena tutup matanya belum dibuka, Gwen dan Reza juga tak ada suaranya, “Gue buka ya tutup matanya ya?” lanjut Kia. Kia langsung buka tutup matanya, dan Kia melihat di depannya sudah ada Ray yang berdiri dengan senyum termanisnya sambil bawa kue ulang lengkap dengan lilin angka 25 yang sudah menyala sesuai dengan umur Kia, tiba-tiba muncul Edrick, Gwen, dan Reza sambil nyanyi HBD buat Kia. Mata Kia memerah, dia terharu melihat itu semua, ditambah lagi tempat itu nampak sangat indah karena sudah dipenuhi dengan dekorasi bernuansa pink warna kesukaan Kia. Sebelum tiup lilin, Kia memejamkan mata, dia make a wish, dia berdoa supaya hari ini adalah hari yang mengubah semua dalam hidupnya menjadi lebih baik mulai dari kehidupan rumah tangganya, dan juga karirnya. Kia selesai make a wish, dan dia langsung meniup lilin itu. Ray peluk Kia sambil ucapin selamat ulang tahun, dia juga minta maaf belum bisa menjadi suami yang baik buat Kia, dan Kia cuma membalas ucapan Ray dengan senyuman. Setelah itu Gwen, Edrick, dan Reza bergiliran ucapin selamat ulang tahun untuk Kia sambil mendoakan yang terbaik buat Kia. Kia merasa sangat senang, itu adalah sesuatu yang tidak terduga baginya, dia tidak menyangka Ray sudah mempersiapkan semuanya karena dia tau hubungannya sama Ray belum membaik.
Ray dan Kia duduk berdua, mereka ngobrol berdua karena yang lain sibuk makan makanan yang sudah disediakan.
Ray pegang tangan Kia, dia meremas tangan Kia, lalu menatap Kia dengan tatapan lembut penuh cinta “Sekali lagi selamat ulang tahun ya Sayang. Cuma ini yang bisa aku berikan buat kamu, dan maafin aku juga yang belum bisa menjadi suami yang terbaik buat kamu.” Kia tidak bisa berkata apa-apa, dia cuma diam mendengar apa kata suaminya, “Pulang ke rumahku ya, kita mulai semuanya dari awal!” lanjut Ray.
Kia nampak berpikir, dia sangat ingin pulang ke rumah Ray dan memulai semuanya dari awal seperti permintaan Ray, tapi dia ingat sama kata Papanya tentang Ray. Tiba-tiba Fika datang dan duduk ditengah-tengah mereka yang membuat Kia bingung apa yang akan dilakukan Fika. “Kia, gue tau lo pasti benci sama gue karena lo berpikir gue mau merebut Ray dari lo!” tebak Fika.
“Jangan sok tau!” jawab Kia singkat.
“Kia, gue mau bilang ke lo, kalau gue itu sudah menganggap Ray seperti saudara gue sendiri!” Kia cuma diam mendengar pernyataan Fika, “Dan soal kedekatan gue sama Tante Ratih, bukan buat cari perhatian Ray. Tapi gue melakukan itu semua untuk membalas kebaikan Tante Ratih, karena Tante Ratih sangat berjasa buat gue. Dulu saat gue kecelakaan, dia yang merawat gue seperti dia merawat anaknya sendiri, karena kedua orangtua gue nggak ada di Indonesia. Makanya sekarang gue membalas gebaikan Tante Ratih dengan cara merawat dia di saat keadaan dia lagi kurang baik seperti ini.” cerita Fika.
“Dan satu lagi Sayang. Waktu Papa melihat aku lagi sama Fika, aku lagi minta bantuan Fika bikin surprise ini buat kamu!” lanjut Ray.
“Jadi ini semua ide Fika!?” tanya Kia.