"Rin!" Panggilan itu spontan membuat orang yang disebut namanya, seketika memberhentikan aktivitasnya. Gadis yang bernama Rin itu sungguh menawan dengan rambut pendeknya yang blonde, menggunakan style yang sesuai dengan bentuk wajahnya yang oval. Meskipun Rin merupakan blasteran Swiss-Indo, nama kepanjangannya Rini Feranti mengikuti mendiang ibunya untuk mengenangnya.
Sedangkan, gadis yang memanggil Rin memiliki wajah yang menarik dengan mata beloknya dan rambut hitam pekat panjang dengan poni, membuatnya terlihat imut. Nama dari gadis yang memanggil Rin tak lain adalah Nikita Lecktas, sahabatnya sejak balita. Karena orangtua mereka saling kenal, dan dekat, mereka pun akhirnya dekat dan akhirnya menjadi sahabat, mengikuti jejak orangtuanya.
Nikita sungguh senang dapat berkesempatan untuk berteman dengan Rin karena dia berperawakan dewasa. Sehingga, ia merasa seperti memiliki seorang kakak perempuan. Sedangkan, berkebalikan dengan Rin yang senang berteman dengan Nikita karena Nikita agak kekanak-kanakan. Sifat Nikita membuat Rin merasa memiliki adik sekaligus sahabat, hal yang ia dambakan sedari dulu. Mereka merupakan tipe sahabat yang saling melengkapi.
"Ayo kita jalan." Rin tersenyum kecil menanggapinya sembari mengangguk, ia meletakkan handphone-nya yang sedang ia gunakan tadi, ke dalam kantongnya. Dengan ceria, Nikita menarik Rin ke dalam mobilnya karena orang yang ia tunggu-tunggu telah sampai.
"Rin, apa kabar?" Tanya seorang laki-laki yang menyerupai Nikita. Menyadari keberadaan laki-laki itu, Rin spontan menoleh ke arah Nikita, menuntut penjelasan pada sahabatnya lewat tatapannya.
"Nggak apa-apa, kan? Kalau Kak Adexa ikut?" Pertanyaan Nikita membuat wajah Rin bersemu merah. Sebenarnya, Rin bukanlah tipe cewek pemalu jika bertemu laki-laki. Hanya saja, peristiwa ini hanya akan terjadi apabila ia melihat Adexa Lecktas. Adexa satu-satunya laki-laki yang dapat membuat hatinya berdegup tidak karuan.
"Ta, si Raymond udah info ke lo dia dimana?" Nikita menggeleng pelan dengan wajah kesal, Rin menepuk pundak Nikita pelan untuk menenangkannya. Tiba-tiba Handphone Nikita bergetar tanda ada whatsapp masuk. Membuatnya memeriksa pesan yang ia terima.
Isi whatsapp yang ia terima dari Raymond :
Hey, kita udah putus ya! Gua mo ganti cewek yang lebih oke. Lo kenal lho~ Cewek cantik artis juga. Namanya Daniar Keshia. Dia nembak gua hari ini. Oh ya, ini hadiah lo buat 3 months anniversary.
Nikita mencoba mencerna kata demi kata yang diketik Raymond, ia sungguh terkejut dengan hadiah pacarnya.
Eh, sekarang menjadi mantan pacarnya.
Dasar cowok bajingan! Udah bikin nunggu 3 jam pake acara mutusin lewat SMS lagi! Batinnya keki. Ia meremas dadanya yang sesak karena kesal, emosi menguasainya. Rasanya ia ingin menonjok Raymond di wajah. Nikita tidak merasa aneh lagi diputuskan karena kejadian ini telah berulang-ulang terjadi, diputuskan secara sepihak.
Nikita dengan lapang dada menerima keputusan mantan-mantannya. Tetapi, untuk kali ini... Dia merasa marah besar akibat dari pemutusan secara sepihak lewat SMS. Apakah dia tidak punya tata krama? Mengapa dia melakukannya melewati SMS!?
Alis Nikita mengerut menyadari nama Daniar Keshia. Raymond paling anti sama artis-artis populer selama mereka pacaran. Raymond selalu mengumpat setiap membicarakan artis dan selalu menjelek-jelekannya tanpa Nikita mengosipkan para artis tersebut.
"Lo nggak apa-apa kan, Ta? Apa isi whatsapp yang lo terima?" Tanya Rin cemas, melihat sikap sahabatnya yang kurang wajar sedangkan Adexa melihat adiknya dengan tatapan heran.
"Gua...." Nikita mengerucutkan alis dan bibirnya sebelum berteriak, "DIPUTUSIN LAGI!" Sebelum berlari masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur dengan mukanya yang memerah akibat marah besar. Nikita menahan diri untuk tidak membanting handphone miliknya karena marah besar. Kedua orang yang ditinggalkan Nikita, yaitu Adexa dan Rin, kaget melihat ledakan emosi Nikita.
"Siapa pacar yang mutusin dia kali ini?" Adexa bertanya dengan tatapan tajam.
"Raymond... Adik kelas kak Adexa dulu." Ucapan Rin yang pelan sukses membuat mata Adexa berapi-api.
"Yang populer setelah aku cabut dari sekolah dan kuliah?" Rin mengangguk lemah. Rin tahu betul alasan kenapa Nikita selalu dipermainkan oleh laki-laki keren di sekolahnya. Makanya, ia berusaha agar Nikita tak pacaran.
Sayangnya, Nikita sepertinya tidak dapat menerima kata single atau bisa dibilang hidup tanpa pacar setelah pacar pertama yang cukup serius dulu. Meskipun tidak semua dari mereka memiliki alasan yang sama memutuskan Nikita, tetapi kebanyakan dari mereka, karena pembalasan dendam mereka terhadap Adexa. Mereka menganggap, mengalahkan Adexa dengan menyakiti adik kesayangannya. Hal ini berulang sejak SMP dan kembali terulang di SMA. Rin sudah mengingatkan Nikita berkali-kali mengenai hal itu. Sayangnya, Nikita keras kepala. Untunglah, semua tak pernah luput dari pengelihatan Adexa, ia memang hafal semua orang yang benci padanya. Jadi, semua lelaki yang pernah menyakiti adiknya dan menggunakan adiknya untuk balas dendam, tanpa adiknya ketahui selalu berakhir di rumah sakit selama 2 minggu.
"Jadi, kita nggak jadi jalan-jalan hari ini?" Adexa menggeleng pelan.
"Kita memang tidak jadi jalan-jalan. Kamu tadi liat sendiri kan? Kondisi Nikita tidak memungkinkan.. Dia pasti mau sendiri, seperti biasa." Suara perut Rin berbunyi, membuat wajahnya kembali bersemu merah.
"Kalau kamu mau.. Kita lunch bareng aja di restoran dekat sini." Tawar Adexa.
"Yaudah! Ayo Kak!" Jawaban Rin kelewat bersemangat sampai Adexa terkaget-kaget. Karena, selama ini, Adexa tahunya sifat Rin yang dewasa dan jarang berteriak seperti sekarang, seperti anak kecil.
Sorry Nik, jarang-jarang kakak lo ajak gua makan. Berdua pula dan berasa kayak nge-date. Nanti, gua akan menraktir lo sebagai permintaan maaf. Batin Rin.
***
Keesokan harinya, di saat cahaya matahari bersinar terang, jam alarm berbunyi nyaring terdengar dari handphone Nikita. Membuat Nikita perlahan-lahan membuka matanya, mematikan alarm, dan berdiri. Begitu Nikita berdiri dan menatap kaca melihat bayangannya, ia teringat kembali apa yang Raymond lakukan. Raut wajahnya menjadi kusam.
Huh! Putus beraninya lewat sms. Pengejut!! Liat aja lo. Bakal gua balas berkali-kali lipat! batin Nikita kesal.