Lucas menyandarkan tubuhnya pada kursi, wajahnya masih terlihat santai, bahkan sedikit lelah karena syuting yang sebelumnya berlangsung dari pagi. Andrew, yang duduk di ujung meja lalu membuka obrolan. “Apakah ada yang tahu siapa orang yang membawa Cally? Kita harus punya strategi untuk menanggapi rumor yang sudah beredar.”
Lia berbicara perlahan sambil berbisik dengan Clara. Clara mendengus sejenak, matanya menyala dengan sebuah ide yang datang tiba-tiba. “Bagaimana kalau... Lucas dan Cally menikah saja?” katanya, nada suaranya seolah-olah mengusulkan sesuatu yang mudah.
Mata Lucas langsung melotot terkejut, mulutnya terkatup, lalu ia tertawa tipis. Tentu saja, ia tahu itu adalah hal yang tidak mungkin—pernikahan palsu? Itu bukanlah jalan keluar yang realistis.
Namun, Lia, yang mendengarnya, menambahkan dengan santai. “Mungkin menikah terlalu gegabah. Bagaimana kalau bertunangan dulu? Lucas akan melamar Cally dengan cara yang paling romantis, kita buat pesta pertunangan yang megah, besar-besaran.”
Andrew tersenyum lebar dan mengangguk, seperti memikirkan bahwa itu adalah ide yang cukup cerdas. Lucas yang mendengarnya langsung merengut, memutar kedua bola matanya dan melemparkan pandangan malas serta tidak percaya jika Andrew terlihat setuju dengan gagasan tidak masuk akal itu.
“Kalian semua sudah gila,” kata Lucas, suaranya menegaskan kekesalannya. “Berpikir lebih logis, oke? Saat ini, kita harus tahu dulu keberadaan Cally.”
Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan Cally masuk. Semua orang langsung berdiri, wajah mereka penuh kekhawatiran. Tapi anehnya, Zane tidak ada di belakangnya. Hanya Cally yang terlihat sendirian.