Love Death

Nenghally
Chapter #2

1. Orang Baru

Hae Lee terbaring gelisah di sofa, wajahnya tampak tegang dan bibirnya bergerak tanpa suara. Ruangan yang biasanya tenang kini dipenuhi oleh suara erangan pelan dan desahan putus asa. Tangannya yang pucat menggenggam kain seolah mencari pegangan dari mimpi buruk yang membelit pikirannya.

Keringat dingin membasahi dahinya, membuat helaian rambutnya menempel di kulit. Matanya bergerak-gerak di balik kelopak yang tertutup rapat, seakan-akan sedang mengikuti bayangan menakutkan yang hanya dia yang bisa lihat.


"Dek, kamu kenapa? Ayo bangun!" Seorang wanita duduk di sampingnya, menepuk bahunya pelan.


Hae Lee segera bangun dan duduk sambil terengah-engah. Ia melebarkan matanya perlahan, melihat cahaya matahari yang bersinar menyilaukan pandangannya. Hae Lee tampak lega melihat kakaknya, ia memeluknya dengan erat, detak jantungnya masih memburu tak beraturan.

"Kamu mimpi buruk lagi?" tanya kakaknya, seolah ini bukan pertama kalinya Hae Lee bermimpi buruk.

Hae Lee belum benar-benar tenang, wajahnya masih terlihat pucat dan di penuhi kecemasan. Angel segera beranjak ke dapur dan mengambilkan air minum untuknya.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Angel sembari menyodorkan segelas air putih kepada Hae Ri.

Hae Lee beranjak dari tempat duduknya dan mengamati setiap sudut ruangan, semuanya terlihat baik-baik saja di matanya. Tapi entah kenapa, ia merasa ada sesuatu yang aneh mengganjalnya.

"Kak, sebenernya aku kenapa? Kenapa aku bisa tidur di sofa? Dan, kenapa kepalaku rasanya berat sekali?" Hae Lee meneguk air minum yang di berikan oleh kakaknya.

Angel menghela nafas panjang dan duduk di hadapan adiknya.

"Kau berpikir saja sendiri, gadis mana yang pulang tengah malam dengan keadaan mabuk dan menyusahkan orang lain?" Angel menatap Hae Lee dengan tajam.

"Apa? Kenapa aku bisa mabuk?" tanya Hae Lee terkejut.

"Harusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kau lakukan semalam dengan pria asing itu?" menatap tajam adiknya.

"Pria siapa?" Hae Lee tak bisa mengingat semua kejadian yang ia alami dengan rinci.

"Kau bahkan muntah di jasnya, sangat memalukan."

"Muntah di jasnya? Ya Tuhan, semoga aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi." Hae Lee terdiam, tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Kurasa Tuhan pun tidak berniat mengabulkan permintaanmu," gumam Ang melebih-lebihkan.

Hae Lee masih berusaha mengingat lagi, kenapa ia bisa sampai mabuk? Padahal ia sama sekali tidak pernah melakukannya sebelumnya.

Namun, perhatiannya kini tertuju pada sebuah rumah yang berada tepat di hadapan rumahnya. Rumah yang sebelumnya tampak kosong, kini terlihat ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya.

"Siapa mereka?" tanya Hae Lee sembari menoleh ke arah Angel yang sedang fokus menatap layar ponselnya.

"Oh, yang di depan itu? Semalam sih katanya ada yang pindahan dan beli rumah itu, pas di sebrang jalan sana kan?" Angel melirik sebentar.

"Oh, gitu," jawabnya datar, namun penasaran.

Hae Lee beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil kembali minuman dingin dari kulkas, ia menuangnya ke dalam gelas yang baru. Matanya masih tak berhenti menatap rumah itu.

Namun seketika, teriakkan Angel memecah keheningan.

"Kenapa?" Hae Leemengernyitkan dahi dan meneguk kembali minuman di tangannya.

Lihat selengkapnya