Love Death

Nenghally
Chapter #6

5. Rumit

Hae Lee membuka matanya perlahan karena pancaran sinar matahari masuk ke dalam celah-celah jendela kamar. Di raihnya ponsel di samping tempat tidur, jam sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi.

Ia mulai beranjak dari atas tempat tidurnya menuju ke dekat jendela, di bukanya gorden kamar dan melihat sekeliling rumah.

'Hoaaamm!' Ia menguap. "Ku harap hari ini adalah hari terbaikku."

Tok! Tok! Tok! —suara pintu kamarnya di ketuk.

"Masuk!"

Seorang perempuan membuka pintu kamarnya. "Sayang, sarapan yuk! Mama sudah masak,"

"Ah iya, duluan saja, aku akan mandi setelah itu turun ke bawah."

"Mama tunggu ya."

Pintu kembali di tutup dan Hae Lee kembali duduk di atas tempat tidur sembari memandangi foto keluarganya di atas meja. Semuanya sudah berubah sejak beberapa tahun silam, sejak ayahnya memutuskan untuk memilihkan ibu baru untuknya. Meskipun sebelumya ia tidak pernah suka dengan semua keadaan ini, tapi apa boleh buat?Semua telah terjadi.

Sejak perpisahan ayah dan ibunya, ia tak bisa memilih jalan yang ia suka, bahkan untuk bertemu dengan ayahnya pun selalu di batas-batasi. Dan beberapa tahun silam, ia sudah mengambil keputusan untuk tinggal di Korea bersama ayah dan keluarga barunya. Hae Lee bahkan tidak pernah ingin mengingat kembali, seperti apa ibu kandungnya memperlakukannya dulu.

"Aaaaaaaaaaa!!" Hae Lee berteriak dan melempar barang-barang yang ada di atas tempat tidurnya.

Setiap kali Hae Lee mengingat masa lalunya, ia akan merasa depresi. Sebelumya ia berpikir akan hidup tenang setelah jauh dari ibu kandungnya, tapi ternyata tidak. Pada awal kedatangannya ke Korea, semua memang masih baik-baik saja. Tapi lambat laun, setelah datangnya mimpi buruk itu hidupnya di penuhi dengan ketakutan.

Ya, wanita yang saat ini berada di samping ayahnya bukanlah ibu kandungnya, dan Angel Lee adalah kakak sambungnya. Meskipun begitu, ia merasa hidupnya sudah lebih baik sekarang. Ia tahu, bahwa ibu tirinya begitu menyayanginya seperti putri kandungnya sendiri.

'Tring' ―suara ponsel Hae Lee berdering, tanda pesan masuk.

Di liriknya ponsel itu, lagi-lagi pesan masuk dari orang tak di kenal. Ia sudah mengabaikannya sejak kemarin, tapi semakin lama suara itu mengganggu pendengarannya. Kali ini, nomor tak di kenal itu melakukan panggilan suara.

"Berhenti menghubungiku!" ucapnya dengan nada tinggi.

"Jika kau tidak suka aku menghubungimu saat ini, aku akan menutupnya. Bicaralah dengan lembut nona, aku akan menghubungimu lagi," ucap seorang pria dari balik telepon.

"Hah?" Hae Lee membulatkan kedua matanya karena mengenali suara di balik telepon itu.

Hae Lee berjalan ke dekat balkon dan menatap keluar rumah, pria itu sedang berada di depan rumahnya. Seakan tahu Hae Lee sedang memperhatikannya, ia tersenyum dan melambaikan tangan.

Deg!

Hae Lee terkejut. Ia terlihat gugup saat melihat senyum itu merekah di bibir pria itu, ia segera masuk kembali dan menarik gorden jendelanya dengan cepat.

"Bagaimana bisa kau mendapatkan nomor ponselku?" tanya Hae Lee.

"Apa kau melupakan sesuatu?" tanya pria itu.

"Mengambil milik orang tanpa izin itu tidak baik, tahu?" kata Hae Lee dengan tegas.

Lihat selengkapnya