Rocky terus menarik tangan Ellya dengan kasar hingga memerah. Ia membawanya keluar dari keramaian agar berhenti membuat keributan, rasa kesal menghiasi wajah Rocky. Ellya terus berusaha melepaskan tangannya, tapi Rocky tidak menggubrisnya.
"Rocky, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!" Ellya menggigit tangan Rocky.
"Ah,"
"Beraninya kau kasar pada seorang wanita."
"Kau yang memintaku kasar padamu. Apa yang kau lakukan disini?" Bentaknya.
Ellya tertawa dan menatap Rocky.
"Sabarlah, jangan terlalu cepat marah. Aku merindukanmu, apa kau tidak merindukanku?" Ellya menyentuh wajah Rocky.
"Jauhkan tanganmu!" Rocky menepisnya.
"Baik." Ellya melipat kedua tangannya.
"Sebodoh itu kah kau mengikuti aku sampai kemari, hah? Dengar Ellya, sebaiknya kau jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi di hadapanku!" Rocky memalingkan wajahnya.
"Apa masalahmu? Apa kau takut jika kekasihmu itu akan aku buat lebih menderita lagi?" ancam Ellya.
Ellya memeluk Rocky dari belakang sembari menunjukkan foto Rocky dan Hae Lee yang sedang tidur bersama di kamar hotel. Pada saat yang bersamaan, Hae Lee yang sebelumnya mengikuti mereka pun tiba, dan melihatnya sedang berpelukan. Ia tidak bisa mendengar pembicaraan mereka berdua, tapi hatinya cukup terluka.
"Seharusnya aku memang tidak mengikutinya kemari." Hae Lee menghela nafas dan pergi dari sana.
Tiba-tiba saja ada yang menutup mulutnya dan menariknya ke belakang. Pundak Hae Lee mendapatkan sebuah pukulan cukup keras hingga ia jatuh pingsan. Orang itu memasukkan Hae Lee ke dalam mobilnya dan membawanya pergi.
Pada saat yang bersamaan, Jinjin dan MJ baru saja memarkirkan mobilnya dan melihat kejadian itu. Mereka sangat terkejut.
"Apa yang harus kita lakukan?"
"MJ hyung, kau ikuti mobil itu, cepat! Biar aku coba hubungi polisi dan memberi tahu yang lain." Jinjin mengeluarkan ponselnya.
MJ dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan mengejar mobil itu. Sementara Jinjin segera masuk ke dalam kelas untuk memberi tau rekannya yang lain sembari terus mencoba menghubungi polisi.
Setelah pembicaraan Rocky dan Ellya selesai, dia berjalan kembali memasuki kampus. Ia tidak sengaja menemukan sebuah ponsel tergeletak di lantai, dengan cepat ia meraih ponsel itu untuk mengecek pemiliknya. Dia terkejut saat mengetahui jika itu adalah ponsel milik Hae Lee, dan wallpaper ponselnya masih menggunakan foto mereka berdua semasa SMA.
Rocky tersenyum kecil. Meskipun Hae Lee terus menjauhi dirinya, tapi hatinya masih memiliki sedikit rasa pada Rocky. Meski sudah beberapa tahun terpisah, perasaan di hatinya tidak berubah. Sayangnya, kini Rocky sudah bahagia dengan kehidupan barunya.
"Tapi kenapa ponselnya bisa terjatuh disini?" gumam Rocky.
Rocky pun melihat ke sekelilingnya dan menemukan sebuah kalung. Kalung Hae Lee yang terjatuh tak biasa, kalung itu jatuh bukan karena terlepas melainkan putus. Ia menoleh ke arah Ellya yang masih duduk di tempatnya, kemudian segera berlari mencari Hae Lee karena memahami ada yang tidak beres.
Pada saat ia mencari Hae Lee, ia bertabrakan dengan Jinjin yang juga berlari tergesa-gesa.
"Minhyuk?" Jinjin menyentuh kedua bahu Rocky.
"Apa yang terjadi, kenapa kau terburu-buru seperti ini? Dimana MJ hyung?" tanya Rocky.
"Tadi sewaktu kami tiba disini, kami melihat Hae Lee di bawa oleh seseorang dan di masukan ke dalam mobil. Sepertinya dia pingsan," jelas Jinjin.
"Apa?"
Rocky terkejut dan segera berlari ke parkiran. Ia mengeluarkan mobilnya untuk mengejar MJ, dan membawa mobilnya dengan kecepatan batas normal. Rocky juga terus berusaha menghubungi Moon Bin, tapi tak ada jawaban darinya.
"Siapa yang berani menculik Hae Lee?" gumamnya dengan emosi.
Rocky terus menambah kecepatan mobilnya dan membunyikan klaksonnya terus menerus. Ia tak menemukan mobil MJ, dan hilang entah kemana.
Sementara itu, Jinjin yang melihat Siska berada di kelasnnmnn dari balik jendela, segera membuka pintu.
"Chagiya!" Panggilnya dengan nafas terengah-engah karena berlari.
Alangkah malunya, ketika Jinjin masuk sedang ada dosen yang mengajar. Ia pun mendapatkan sorak sorai dari beberapa orang di kelas. Hwang Siska pun menelungkup kan wajahnya dan menutupnya dengan buku.