Love Death

Nenghally
Chapter #14

13. Pertengkaran adalah 'Bumbu Cinta'

Moon Bin keluar dari kamarnya dengan rapi. Pagi ini, semangatnya untuk berangkat ke rumah sakit terasa membara. Sejak memasuki kamar mandi tadi, ia terus bersenandung, menikmati ritme yang menggema di pikirannya. Menuruni anak tangga seirama dengan siulan yang keluar dari mulutnya, ia merasakan optimisme menyelimuti.

"Selamat pagi!" sapa seseorang yang duduk di ruang tamu, memandangnya dengan senyum tipis.

"Rocky?" Moon Bin menghentikan langkahnya, terkejut melihat sahabatnya itu sudah ada di sana.

Ia segera meraih kunci mobilnya dan melangkah keluar, diikuti oleh Rocky dari belakang. Di dapur, Yoon Dae Shi tampak sibuk menyiapkan sarapan, dan Moon Bin tak ingin pembicaraannya terganggu.

"Apa kau datang pagi-pagi buta seperti ini hanya untuk meminta sarapan di rumahku?" tanya Moon Bin sambil melipat kedua lengan bajunya dan duduk di kursi teras.

"Tidak. Jangan samakan aku dengan dirimu," balas Rocky dengan nada ringan.

"Lalu?"

Moon Bin menoleh ke arah Rocky, mencoba memahami maksud kedatangannya.

"Kalau kau datang kemari untuk menanyakan soal Hae Lee, kau tidak perlu khawatir. Dia akan baik-baik saja bersamaku," celetuk Moon Bin, mencoba menebak maksud sahabatnya.

"Mobilmu bagus, cepat sekali bosan. Baru ganti lagi?" Rocky mencoba mengalihkan pembicaraan, meski itu sebenarnya yang ingin dia tanyakan.

"Tidak, aku sudah dua bulan menggunakannya. Kenapa? Kau tertarik?" jawab Moon Bin dengan santai.

"Terus, mobilmu yang sebelumnya?" Rocky mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Mobil itu sudah lama di bengkel, baru kemarin diambil orang. Masih ada juga yang tertarik dengan mobil butut seperti itu, haha..."

Rocky berdiri, menatap Moon Bin dengan serius.

"Kenapa menatapku seperti itu? Jangan sampai kau menyukaiku, karena yang boleh menyukaiku hanya Hae Lee," ujar Moon Bin sambil tertawa kecil.

"Omong kosong! Bin, kau sedang tidak bercanda denganku kan?" suara Rocky mulai serius, nadanya berubah.

"Kenapa juga aku harus bercanda denganmu? Buang-buang waktu saja!" Moon Bin berdiri, meraih jasnya yang tergantung di belakang kursi.

"Kau mau ke mana?" tanya Rocky.

"Rumah sakit. Apa kau mau mengikutiku juga?"

"Siapa yang sakit?"

"Aku ini seorang dokter. Tentu saja banyak orang sakit di rumah sakit, dan aku harus menangani mereka. Apa sekarang kejiwaanmu terganggu, dan aku harus menanganimu juga sebagai pasienku?" Moon Bin menggeplak kening Rocky dengan ringan.

"Bin, aku sedang tidak bercanda. Apa yang sebenarnya terjadi pada Hae Lee?" Rocky meraih tangan Moon Bin, menghentikan langkahnya.

"Rocky, kenapa sikapmu jadi berubah seperti itu?"

"Sekarang katakan padaku. Apa kau yang menculik Hae Lee dari kampus dan membawanya bersamamu?"

"Diculik?" Moon Bin terkejut. "Apa maksudmu?" Ia menarik kerah Rocky dengan kuat.

"Turunkan tanganmu! Kau pikir emosi bisa menyelesaikan semuanya?" Rocky berusaha tenang, meski hatinya gelisah.

Rocky menjelaskan semua yang terjadi kemarin kepada Moon Bin. Rocky pikir yang menculik Hae Lee adalah Moon Bin, dan ia melakukannya secara sengaja agar bisa bersama dengan Hae Lee. Tapi karena rasa tak yakin sahabatnya melakukan hal konyol seperti itu, ia pun memutuskan untuk datang menemuinya.

"Kau gila? Kenapa kau samakan kisah cintaku dengan drama Korea. Masih banyak cara yang bisa kulakukan untuk mendekatinya, bukan dengan cara menyakitinya lalu datang sebagai pahlawan begitu? Itu sangat pengecut!" Moon Bin terlihat khawatir, matanya menunjukkan ketulusan.

Moon Bin segera masuk ke dalam rumah dan memberi tahu Yoon Dae Shi bahwa ia akan sarapan di rumah sakit. Ia berjalan terburu-buru menuju mobilnya, sementara Rocky masih berdiri di teras, merenungi semua yang baru saja terjadi. Pertanyaan-pertanyaan menggantung di udara, tanpa jawaban pasti.

"Kau mau ke mana?" tanya Rocky dengan cemas.

"Mencari penculik bajingan itu!" tegas Moon Bin dengan nada marah.

"Aku ikut bersamamu," Rocky segera masuk ke dalam mobil Moon Bin, dan mereka pun melaju meninggalkan pekarangan rumah.

Moon Bin membawa Rocky menuju tempat di mana ia menitipkan mobilnya beberapa bulan lalu. Sesampainya di sana, mereka menemui pemilik bengkel dengan harapan mendapatkan petunjuk tentang pembeli mobilnya. Namun, yang mengejutkan, mereka melihat mobil itu masih terparkir di garasi. 

"Ahjussi!" panggil Moon Bin, mendekati pemilik bengkel yang sedang berjaga di kasir.

"Ya, Dr, senang sekali melihat Dr. datang lagi kemari. Ada yang bisa saya bantu?" sambut pemilik bengkel ramah.

"Bukankah beberapa hari yang lalu mobil saya ini sudah laku terjual?" tanya Moon Bin sambil menunjuk mobil miliknya.

"Iya, dok. Tapi pembelinya mengembalikan mobil ini secara tiba-tiba. Anehnya, dia tidak meminta kembali uang yang sudah dibayar," jelasnya dengan wajah bingung.

"Kau tahu bagaimana ciri-cirinya, dan ke mana dia pergi? Atau ada alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi?" Rocky menambahkan dengan nada tegas.

"Ada, Dr. Sebentar saya carikan," pemilik bengkel segera mengambil sebuah kertas dari dalam laci dan menyerahkannya kepada mereka.

Lihat selengkapnya