Love Death

Nenghally
Chapter #18

17. Luka yang Terpendam

Angel Lee dan Cha Eun Woo tiba di rumah sakit dalam keheningan. Ketika mereka mendekati kamar rawat Hae Lee, langkah mereka terhenti.

Di depan mereka, Moon Bin tertidur di kursi samping ranjang Hae Lee, dengan wajah yang tampak kelelahan, namun tak mengurangi ketenangan yang terpancar dari dirinya.

Hae Lee terbaring lemah di ranjang, sementara monitor jantung berdetak pelan, menambah suasana sunyi yang mencekam.

"Angel Lee, sebenarnya ada hubungan apa adikmu dengan pria itu?" tanya Cha Eun Woo dengan suara serak, matanya tidak lepas dari pemandangan di depan mereka.

Angel menarik napas panjang sebelum menjawab, "Aku tidak tahu pasti. Tapi waktu itu, dia sangat marah padaku karena meninggalkan Hae Lee sendirian. Sepertinya, dia sangat peduli dengan adikku."

"Apa Hae Lee tidak pernah cerita apapun padamu?" Eun Woo bertanya lagi, kali ini suaranya lebih lembut, seperti sedang mencari jawaban yang ia tahu tak akan mudah didapat.

Angel menggeleng pelan, tatapannya beralih ke jendela rumah sakit yang memantulkan bayangan redup mereka.

"Tidak. Dia menutup semua tentang masa lalunya di Indonesia, bahkan kepadaku pun dia enggan bercerita. Apalagi jika aku menyinggung soal cinta, dia akan cepat marah. Aneh kan?" Ada nada ketidakberdayaan dalam suaranya, seolah rahasia Hae Lee adalah tembok tinggi yang tidak mungkin ia lewati.

Cha Eun Woo mengangguk, wajahnya serius. "Pasti ada sesuatu yang terjadi di masa lalunya, dan aku curiga ini ada hubungannya dengan ancaman misterius yang dia terima."

Angel Lee terkejut, berbalik menatap Eun Woo. "Ancaman misterius? Dia tidak pernah mengatakannya padaku."

"Tidak juga padaku," Eun Woo melanjutkan dengan nada penuh kewaspadaan. "Aku mengetahuinya dari orang rekanku. Dia menemukan surat itu, bukan mendengarnya langsung dari Hae Lee."

"Siapa orang itu?" tanya Angel, penasaran.

Eun Woo mengalihkan pandangannya sejenak, lalu menepuk bahu Angel dengan lembut. "Ada, nanti juga kau akan tahu. Kau tenang saja, Hae Lee pasti akan segera sembuh."

"Terima kasih, Nunu." Angel tersenyum lemah, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Mereka berdua akhirnya memilih untuk menunggu di luar. Tidak ada dari mereka yang ingin mengganggu ketenangan Moon Bin yang sedang tertidur lelap. Bagaimanapun, dia adalah dokter yang menangani Hae Lee, dan mereka tahu betapa pentingnya peranannya saat ini.

"Angel Lee, apa kau lapar?" tanya Eun Woo tiba-tiba, mencoba mencairkan suasana yang terasa tegang.

Angel tersenyum kecil. "Kau ingin makan?"

Eun Woo mengangguk, sedikit tersenyum sambil mengelus perutnya yang berbunyi pelan. "Sepertinya begitu. Cacing-cacing di perutku sedang berdemo."

Angel tertawa kecil, mencubit pinggang Eun Woo dengan ringan. "Kau ini."

Mereka memutuskan untuk pergi mencari makan malam. Sebelum melangkah keluar, Eun Woo berhenti sejenak untuk mengikat tali sepatunya yang terlepas. Saat berdiri, tanpa sengaja, ia menabrak seorang wanita yang baru saja melewati pintu.

Refleks, Eun Woo memegang kedua bahu wanita itu agar tidak terjatuh. "Kau baik-baik saja?" tanyanya pelan, namun terhenti saat menyadari siapa wanita di hadapannya.

Yoon Dae Shi, dengan pandangan penuh keterkejutan, diam dan menatap Eun Woo. Suara-suara di sekitar mereka seakan menghilang, menyisakan hanya keheningan yang menyelimuti.

"Mianhe," bisik Dae Shi, berusaha melepaskan diri dari pelukan singkat itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Eun Woo, suaranya serak.

Namun, sebelum Dae Shi sempat menjawab, Angel Lee kembali ke arah mereka, menyadari Eun Woo tidak lagi di belakangnya. "Hay!" Angel memanggil dengan nada ceria, memecah keheningan yang kaku.

Eun Woo dan Dae Shi menoleh bersamaan, seperti tersentak dari pikiran mereka.

"Dae Shi eonnie? Kau di sini? Kami baru saja mau makan malam, kau ingin ikut?" Angel Lee menawarkan dengan senyum ramah.

"Tapi—"

"Sudah, ikut saja," Angel menyela lembut. "Kau datang untuk menemui Moon Bin, kan? Dia sedang tertidur lelap tadi, kau pasti tidak akan tega membangunkannya. Jadi, ikutlah bersama kami."

Cha Eun Woo menarik Angel sedikit menjauh, berbicara dengan suara rendah yang nyaris berbisik. "Angel, sejak kapan kau mengenalnya?"

"Sejak Hae Lee kecelakaan dan rumah kami dalam penyelidikan polisi. Aku dan keluargaku tinggal di rumah Dr. Moon Bin. Dia itu kakak sepupunya Moon Bin. Dia sangat baik, dan pintar memasak," jelas Angel, mencoba memberi kepastian.

Eun Woo hanya mengangguk pelan, tapi pikirannya melayang entah ke mana.

Tanpa banyak bicara lagi, mereka bertiga pun berjalan keluar. Angel Lee tampak paling bersemangat, memesan makanan dengan cepat saat mereka tiba di restoran.

Namun, Eun Woo dan Dae Shi hanya duduk diam, pandangan mereka sering bertemu namun segera teralihkan ke tempat lain.

"Apa kalian tidak suka makan di sini?" tanya Angel Lee, memperhatikan keanehan di antara mereka.

Dae Shi tersenyum kecil, tapi matanya tidak bisa menyembunyikan kegelisahan. "Suka kok. Tapi aku sudah makan di rumah tadi, sebaiknya aku pergi yah."

"No! Pesanlah beberapa makanan kecil dan minuman. Hari ini aku yang traktir," desak Angel, menarik tangan Dae Shi agar tetap duduk. "Nunu, cepat pesan makanan, bukannya tadi kamu lapar?"

Eun Woo hanya tersenyum kaku. "Tiba-tiba saja perutku kenyang. Aku minum saja."

Angel mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres di antara mereka. "Baik, kalau begitu aku ingin ke toilet dulu. Kalian berbincang saja, dan jangan kabur." Angel Lee berdiri dan dengan cepat meninggalkan mereka, seolah memberi mereka ruang untuk berbicara.

"Eun Woo?" panggil Dae Shi pelan setelah beberapa saat. 

Lihat selengkapnya