Love Eventually

Yusrina Imaniar
Chapter #7

Demi Semua Orang

Zidan melempar kunci mobilnya dan menghempaskan punggungnya ke sofa. Hari ini terasa sangat melelahkan, ia harus mendengarkan keinginan kliennya, mengecek lokasi dan menangani Alana. Zidan memijat pelipisnya, berharap sakit kepalanya hilang.

“Mau menikah kok, kusut begitu?” tanya Mami yang baru saja keluar kamar tamu.

Zidan terperanjat, tadi saat ia meninggalkan rumah, Mami tak ada disini. Seingat Zidan, Kimmy juga sedang menginap di rumah Mami. Belum sempat ia bertanya, Mami sudah menjawab pertanyaan yang terlintas dalam benak Zidan.

“Mami kesini enggak lama setelah kamu pergi. Ada yang mau Mami bicarakan," ucap Mami.

“Kimmy?” tanya Zidan penasaran. Jika Mami disini, itu artinya putrinya sendirian di rumah Mami.

Mami mengibaskan lengannya. “Tenang. Kan ada Mbok Nah di rumah Mami. Udah, Mami mau ngobrol tentang Alana.”

Mendengar nama Alana membuat Zidan semakin pening. “Malas ah, Mi.”

Ucapan Zidan sontak membuat Mami mengangkat kedua alisnya. Rasanya kemarin tidak ada masalah. Alana yang manis itu bagaimana bisa membuat Zidan sakit kepala?

“Kenapa memang Alana?” tanya Mami sambil memajukan tubuhnya karena penasaran.

Zidan akhirnya bercerita kalau Alana sebenarnya tidak setuju untuk menikahinya. Alana bahkan mengajaknya bertemu di kafe dan mengatakan hal-hal yang gadis itu pikir bisa mengurungkan niat Zidan menikahinya. Termasuk hal yang paling parah, pergi ke kelab malam hanya untuk berfoto.

“Tapi akhirnya, Alana mau menikah sama kamu, kan? Kamu tahu alasannya?”

Zidan memalingkan wajahnya. Sengaja ia tidak mengatakan pada Mami kalau ia dan Alana punya ‘perjanjian hubungan saling menguntungkan’. Zidan tak ingin Mami kecewa karena tahu pernikahan ini landasannya adalah uang, bukan cinta.

“Ah, Mami tahu! Mungkin akhirnya, dia merasa kamu bisa melindungi dia! Makanya dia mau menikah sama kamu. Nah kan, udah Mami bilang, kalau Alana itu tepat buat kamu!” seru Mami riang.

“Apanya yang tepat, Mi? Dia enggak mikir panjang, bahkan enggak mikir keselamatannya sendiri! Pergi ke kelab malam sendiri, bikin khawatir orang!” omel Zidan kesal.

Mami menatap Zidan dengan tatapan jahilnya. Senyum lebar mengembang di wajah Mami. Zidan mengalihkan pandangannya karena tak nyaman.

“Kamu khawatir? Kamu khawatir sama Alana yang notabene calon istri kamu? Aaw, itu artinya kamu udah jatuh cinta, Zidan!”

Berbeda dengan Mami, wajah Zidan malah menunjukkan kengerian. Kesimpulan macam apa yang ada di kepala Mami? Pikir Zidan. Ia hanya khawatir dan itu jelas bukan tanda cinta.

Lihat selengkapnya