Mata Zidan masih fokus ke jalanan. Sore ini tak begitu banyak mobil yang berlalu lalang meski akhir pekan. Sementara Mami duduk di kursi penumpang sambil memainkan ponselnya. Wajahnya cerah dan terlihat sangat bahagia.
“Mampir dulu ke toko emas langganan Mami. Yang di mall itu,” perintah Mami sambil tetap memainkan ponselnya.
“Mau ngapain, Mi?”
Pertanyaan sepele dari Zidan membuat Mami mendelikkan matanya sebal. “Mami mau kerja part time disana! Ya mau beli perhiasan lah, Zidan!”
“Maksud Zidan, mau beli buat apa? Kan untuk mahar Zidan yang urus.”
“Mami mau beli buat hadiah. Alana kan mau jadi anak Mami. Wajar dong kalau Mami mau beli satu set perhiasan buat anak Mami? Sekalian Mami mau beliin Kimmy gelang.”
“Sogokan?” tanya Zidan spontan. Mami menganggukkan kepalanya. Semua orang tahu bagaimana Kimmy. Gadis itu tidak pernah mengizinkan Zidan menikah lagi.
“Kimmy datang kan, ke pernikahan Zidan?”
Mami memainkan kukunya yang baru dimanicure kemarin. Zidan melambatkan mobilnya. Jika Mami memainkan kukunya, itu artinya Mami gugup.
“Kimmy enggak tahu tentang pernikahan ini?” selidik Zidan. Mami mengerucutkan bibirnya. Sia-sia saja mengelak dari pertanyaan Zidan. Zidan akan terus bertanya sampai mendapatkan jawabannya.
“Mami! Serius Kimmy enggak tahu? Dia bisa mengamuk, Mi!”
“Ya justru itu. Mami tahu dia pasti ngamuk kalau tahu kamu nikah lagi. Kamu enggak ingat, apa yang terjadi sama tiga calon istri kamu dulu? Mereka semua kabur saat berhadapan sama Kimmy!”
Zidan tersenyum kecil saat mengingat tiga calon istrinya yang dibuat lari oleh putrinya Kimmy. Saat itu Kimmy baru berusia dua belas tahun dan Kimmy berakting seperti anak yang mampu melihat hantu. Kimmy terus mengatakan kalau Citra – calon istrinya saat itu sedang dihantui ibunya Kimmy. Calon istrinya yang kedua adalah Miranda, yang membatalkan pernikahan setelah Kimmy mengajaknya pergi ke taman bermain. Miranda mengatakan kalau ia takkan sanggup mengurus Kimmy.
Hal yang paling parah yang Kimmy lakukan adalah pada calon istri Zidan yang ketiga, Liliana. Liliana adalah yang paling tangguh. Bagaimana pun Kimmy bertingkah, Liliana selalu menang. Alasannya mundur adalah karena Kimmy menaruh ular kecil di tasnya. Ular itu sebenarnya jinak, namun Liliana sangat takut pada ular.
“Jadi Mami berniat kasih tahu Kimmy kalau kalian sudah menikah. Saat itu Kimmy sudah enggak bisa lagi melakukan apa-apa.”
Zidan menghembuskan napas kasar, “tapi dia pasti curiga, Mi.”
Mami mengibaskan tangannya santai, “tenang. Mami kirim dia nonton konser dan jalan-jalan ke luar negeri. Mami juga suruh dia cari universitas yang dia mau. Jangan khawatir, dia akan ditemani sama sepupu kamu.”
“Kayaknya Mami udah merencanakan semuanya,” komentar Zidan.
“Kamu tinggal percaya sama Mami.”
Mami tersenyum senang. Sudah lama ia merencanakan pernikahan putranya itu. Bagi Mami, Alana adalah pasangan yang tepat. Zidan selama ini menjalani hidup yang monoton. Kehadiran seorang istri yang seperti Alana membuat Mami yakin kalau Zidan akan bahagia.
*
Hari ini Alana dan Zidan mengadakan foto pre-wedding. Mami bersikeras mengadakan foto ini untuk meningkatkan chemistry diantara mereka. Alana sudah bangun pagi buta untuk berdandan. Sesi foto pertama akan mengenakan gaun pengantin putih dan juga jas. Alana membiarkan rambutnya digerai dengan headpiece manis menghiasinya.