Hari ini adalah hari Minggu. Jeffrey berniat mengajak Chellia jalan-jalan mengingat selama ini Chellia selalu saja berdiam diri didalam rumahnya. Ia juga sudah mengatakannya pada Chellia untuk segera besiap-siap. Chellia tampak memekik senang,lalu bergegas naik keatas mengganti pakaiannya. Dan seperti biasanya, Jeffrey menggerutu kesal karena Chellia yang tampak lama sekali berada didalam kamarnya.
"Ayolah Chellia. Kau lama sekali." seru Jeffrey dari bawah. Jeffrey kemudian memilih duduk disofa sambil menunggu Chellia keluar dari kamarnya.
"Sabarlah. Aku juga perlu berdandan sedikit agar wajahku tidak tampak pucat." gerutu Chellia yang akhirnya turun kebawah. Jeffrey menoleh dan tertegun sejenak. Jeffrey tak ingin mengakuinya, namun wanita itu tampak sangat cantik dan manis.
Dress yang menampilkan bahu putihnya dengan rambut cokelatnya yang tergerai begitu saja menambah kesan menawan. Pita kecil berwarna pink di sisi kanan rambutnya juga melengkapi penampilannya.
Chellia melambaikan tangannya didepan wajah Jeffrey membuat lelaki itu sadar dan kemudian salah tingkah. Chellia tersenyum miring.
"Apa aku berdandan terlalu cantik?" Tanya Chellia memuat Jeffrey mendengus, lalu menunjuk kearah bahu Chellia yang terpampang sempurna.
"Bahumu ... apa tidak ada pakaian lain yang bisa menutupnya?" Tanya Jeffrey membuat Chellia memanyunkan bibirnya.
"Apa kau tidak bisa memujiku sekali saja? Selalu saja menyebalkan." Gerutu Chellia merasa kesal.
"Kau cantik." ujar Jeffrey jujur. Chellia terpaku diam mendengarnya, lalu menatap mata Jeffrey dengan tersipu malu.
"Tapi lebih cantik lagi jika kau memakai pakaian yang cukup bahan." Lanjut Jeffrey lalu melenggang keluar dari rumah besarnya. Chellia mengepalkan kedua tangannya.
"Dasar perusak mood! Menyebalkan!" seru Chellia kencang-kencang.
***
Chellia melipat kedua tangannya didepan dada. Wajah cantiknya yang biasa tampak cerah dan ceria, kini tampak murung. Chellia memilih membisu saat Jeffrey mengajaknya berbicara. Jeffrey menghela napas pelan. Ia bukan tipikal lelaki yang pandai membujuk seorang wanita. Apa yang harus ia lakukan?
"Berhentilah cemberut seperti itu. Wajahmu terlihat sangat jelek." ujar Jeffrey membuat Chellia segera menoleh kearahnya. Menatapnya dengan tatapan sinis.
"Memangnya apa urusannya denganmu? Ini wajahku, bukan wajahmu." balas Chellia tajam. Chellia kemudian memalingkan wajahnya lagi.
"Kau aneh. Mengapa tiba-tiba marah seperti ini?" Tanya Jeffrey menoleh sekilas kearah Chellia. Chellia tak menggubris. Ia sibuk memandang pepohonan di pinggiran jalan yang lewat.
Mobil Jeffrey perlahan terparkir di salah satu tempat parkir. Awalnya Chellia tak menyadari tempat apa ini. Namun kemudian ia menyadarinya. Lalu ia menatap Jeffrey tak percaya.
"Kau ... mengajakku ke Pantai?" Tanyanya dengan wajah ceria. Jeffrey menggaruk belakang telinganya,"Um, ya. Begitulah." Jawab Jeffrey sambil tersenyum kaku.
Chellia kemudian menarik tangan Jeffrey untuk segera masuk kedalam. Jeffrey tampak terkejut, kemudian mengikuti saja kemana Chellia akan membawanya. Jeffrey samar-samar tersenyum melihat kebahagiaan terpancar dari wajah cantik wanita itu.
Chellia menatap Pantai yang kini dikunjungi oleh banyak orang-orang. Senyumnya terus mengembang saat melihat ombak pantai menyapu daratan Pantai.
"Kau tahu, sudah lama aku tidak mengunjungi Pantai." Chellia mulai bercerita. "Pantai itu tempat favoritku. Aku selalu merasa tenang saat melihat ombak menyapu pasir-pasir pantai."
Jeffrey mendengarnya dengan seksama. Kemudian Chellia menoleh kearahnya, lalu tersenyum manis."Terima kasih sudah membawaku ketempat ini." ujar Chellia dengan tulus. Jeffrey perlahan tersenyum, lalu mengangguk.
Chellia kemudian menyodorkan ponselnya kepada Jeffrey. Jeffrey menatap heran kearahnya walau tangannya tergerak mengambil ponsel itu.
"Untuk apa kau menyerahkan ponselmu padaku?" Tanya Jeffrey yang hanya dijawab dengan senyuman manis oleh Chellia. Chellia kemudian menarik Jeffrey untuk lebih dekat ke pesisir Pantai.
"Ayo, foto aku." ujar Chellia lalu memasang gaya untuk berfoto. Jeffrey memfotonya beberapa kali dengan berbagai macam pose. Kemudian Chellia menghampiri Jeffrey dan meraih ponselnya kembali. Senyumnya mengembang karena hasilnya cukup baik.
Chellia merangkul lengan Jeffrey, lalu membalikkan kameranya untuk ber-selfie.
"Tersenyum." ujar Chellia lalu menyunggingkan senyum manisnya. Jeffrey menyunggingkan senyumnya, namun matanya tidak tearah ke kamera, tetapi pada Chellia yang kini tersenyum.
'Ckrek!'
Chellia memeriksa foto itu. Chellia tersenyum saat melihat hasilnya. Terkesan manis saat Jeffrey menatapnya dengan senyum diwajahnya. Chellia berlari kecil menikmati angin yang mengusap kulitnya. Jeffrey membiarkan wanita itu bahagia sejenak.
***
Kini Jeffrey dan Chellia dengah duduk di salah satu kafe di dekat Pantai. Langit sudah mulai menjingga. Selain itu, sejak siang mereka tidak mengisi perut mereka dengan makanan apapun. Jadi, mereka kini sedang menunggu pesanan mereka.
"Apakah ada alasan khusus kau menyukai Pantai?" Tanya Jeffrey disela menikmati langit sore. Chellia mengangguk.
"Ya. Ada alasan khusus mengapa aku begitu menyukai Pantai." Chellia menatap langit sore yang tampak menawan dimatanya,"Dulu saat aku masih kecil, aku dan keluargaku sempat berlibur di Pantai. Awalnya aku tidak menyukai Pantai karena terpapar sinar matahari yang pastinya membuat kulitku tampak gelap." Chellia terkekeh pelan,"Lalu ayah mengajakku mengitari Pantai dengan posisi aku duduk di pundaknya. Rasanya menyenangkan sekali saat itu. Angin yang berhembus serasa membuatku melayang saat itu. Sejak saat itu aku sangat menyukai Pantai."