Jeffrey melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung Kepolisian. Kali ini ia tidak mengenakan seragamnya. Namun ia tetap santai memasuki gedung itu walau banyak Polisi Muda yang tampak menatap aneh kearahnya. Ia dengan segera memasuki ruangan temannya itu. Tampak George tengah berdiri berhadapan dengan atasannya, Komisaris Allan Gimbsons.
"Tampaknya George memanggilmu disaat yang tidak tepat." ujar Allan sambil menatap pakaian yang dikenakan oleh Jeffrey. Jeffrey menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Pak." Jeffrey kemudian melangkah mendekati George. "Lalu, apa ada perkembangan baru mengenai penculikan tiba-tiba ini?" Tanya Jeffrey sambil menatap George yang tampak serius. George menghela napasnya, lalu menggeleng.
"Seperti biasa. Tidak ada barang bukti apapun yang ditinggalkan." ujar George membuat Jefrey menghela napas pelan.
"Sepertinya, kasus ini semakin rumit." Ujar Allan setelah sekian lama diam. Allan menatap George dan Jeffrey secara bergantian.
"Aku harus turun tangan menyelesaikannya bersama kalian." lanjutnya membuat Jeffrey dan George tampak terkejut mendengarnya.
"Tapi Pak-"
Suara deringan ponsel Jeffrey menghentikan ucapannya. Jeffrey mendengus kesal, lalu meraih ponselnya dari saku celananya. Matanya menyipit saat melihat nomor yang tak dikenal itu. Dengan segera, Jeffrey mengangkatnya.
"Hai, Inspektur."
Jeffrey menegang mendengar suaranya. Jeffrey mengerang rendah. Mata George dan Allan tampak terarah kearahnya.
"Apalagi yang kau inginkan, sialan?!" seru Jeffrey geram. Allan tampak terkejut saat mendengar Jeffrey mengumpat. Sementara George tampak sangat penasaran.
"Astaga. Apa kau bisa berhenti mengumpatiku setiap kali aku menelfonmu? Kejam sekali."
Jeffrey menarik napas dalam-dalam. Berusaha mengontrol emosinya.
"Katakan dengan cepat. Aku tidak punya banyak waktu." Ujar Jeffrey dengan dingin.
"Kalau begitu aktifkan speaker ponselmu ini. Aku ingin berkata-kata cukup panjang kali ini."
Jeffrey mau tak mau menuruti saja. Ia memencet tombol mengaktifkan speaker pada ponselnya. dan menggenggamnya.
"Sudah aku aktifkan. Sekarang bicaralah." Ujar Jeffrey membuat Allan dan George tampak mengernyit heran.
"Bagus sekali," Orang diseberang sana mendeham sejenak,"Allan Gimbson. Apa kabar?"
Allan tampak terkejut sekali. Sama halnya dengan dua orang yang ada diruangan ini. Suasana semakin terasa mencekam.
"Kau ... siapa?" Tanya Allan dengan terbata-bata. Wajah Allan tampak memucat. Lelaki diseberang sana tertawa.
"Jangan takut, Komisaris. Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu."
Allan mengusap keringat dingin yang tiba-tiba mengucur dari dahinya.
"Seperti yang kalian tahu, aku telah menyuruh anak buahku untuk menculik Petinggi kalian. Kalian pasti tidak pernah menduga bahwa aku akan menculik isteri dari Jenderal Polisi bukan?"
Allan dan kedua Inspektur yang ada diruangan itu tampak tak ingin menjawab pertanyaan orang itu.
"Oh ya, Inspektur. Bagaimana kabar wanita cantik itu?" Tanya orang diseberang sana membuat tangan Jeffrey terkepal erat.