Jeffrey bangun lebih awal dari biasanya. Entah apa sebabnya ia bangun seawal ini. Jeffrey melirik jam dinding kamarnya. Jam 5 pagi. Masih ada waktu bagi dirinya untuk berolahraga terlebih dahulu.
Jeffrey mencuci muka, lalu mengenakan sepatunya, dan keluar dari kamar. Barusaja Jeffrey menutup pintu kamarnya, Chellia juga keluar dari kamarnya. Chellia tampak terkejut melihat Jeffrey yang tak biasanya bangun sepagi ini.
"Kau .. sudah bangun?" tanya Chellia tampak tak percaya. Jeffrey mengangguk.
"Aku mau lari pagi dulu. Jaga dirimu. Kunci rumah dan jendela. Aku akan kembali pulang setelah 30 menit." ujar Jeffrey yang dijawab anggukan paham oleh Chellia.
Jeffrey kemudian turun ke bawah dan keluar dari rumah. Bersiap untuk lari pagi. Chellia mengintip lewat jendela. Jeffrey sudah lari pergi keluar dari sekitar rumah.
Chellia meraih ponselnya lalu menekan nomor yang amat ia kenal. Lalu meletakkannya pada sisi telinganya.
"Bagaimana?" tanya Chellia terdengar dingin.
"Dia sudah aman. Sisanya, kuserahkan padamu."
"Baiklah." ujarnya lalu mematikan telfon secara sepihak. Ia kembali mengantongi ponselnya.
"Sampai bertemu nanti, Jeffrey." ujar Chellia lalu melangkah keluar dari rumah dengan langkah berat.
***
Jeffrey melangkah masuk kedalam rumahnya. Jeffrey bergerak kedapur dan mengambil sebotol air dingin dan meneguknya perlahan. Matanya mencari keberadaan Chellia yang tak kunjung nampak setelah pertemuan singkat mereka tadi pagi.
"Chellia." panggil Jeffrey, namun tidak ada jawaban. Dahi Jeffrey mengernyit heran. Tak biasanya Chellia tak menyaut saat ia memanggilnya. Demi memastikannya, Jeffrey bergerak naik keatas menuju ke kamar Chellia. Namun tak ada Chellia disana. Perasaan Jeffrey mulai tak enak.
"Chellia, kau dimana?" ujar Jeffrey dengan suara yang cukup menggema rumah besar ini.
Jeffrey meraih ponselnya, mencoba menghubungi Chellia.
"Nomor yang anda tuju, sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi."
Jeffrey mendecak pelan. Ia kembali mencoba menghubungi nomor itu.
"Ayolah Chellia. Kau dimana?" gumam Jeffrey sambil berkacak pinggang. Wajahnya tampak khawatir.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi."
Jeffrey mengerang kesal. Tangannya tergerak mengacak-acak rambutnya kesal.
"Sebenarnya kau ada dimana?" ucapnya lirih.
----
Jeffrey melangkah turun kebawah dengan segera. Keberadaan Chellia yang hilang secara tiba-tiba membuatnya berpikiran negatif. Ia pergi ke kantor tanpa sarapan. Ia ingin segera mencari tahu keberadaan Chellia yang hilang secara tiba-tiba tanpa meninggalkan pesan apapun padanya.
Jeffrey melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung Kepolisian. Ia segera masuk kedalam ruangannya. Matanya menangkap George tengah berdiri menghadap jendela besar.
"George?" panggil Jeffrey sambil tergerak menutup pintu ruangan. George yang terpanggil membalikkan tubuhnya. Jeffrey menatap terkejut George yang kini tampak memainkan pistolnya.