Saat ini seluruh anggota keluarga Kyai Luqman sedang berkumpul di meja makan. Kecuali satu anggota keluarga yaitu putri pertamanya,yang bernama Nabilla Keysa Az-Zafira, yang sedang menuntut ilmu di pesantren nun jauh di sana.
"Umi sama Abi nanti ba'da magrib ada acara di pesantren Ar-Rohman, kalian ada yang mau ikut?" Tanya Umi Fauziah memecah keheningan di meja makan.
"Faqih nggak ikut Umi," jawab Gus Faqih.
"Adnan juga nggak ikut Umi, kasian nanti Kak Faqih sendirian di rumah, he he," Sahut Gus Adnan diakhiri kekehan, yang langsung mendapat pelototan mata dari Gus Faqih.
"Kalau Shinta gimana?" tanya Umi Fauziah Kepada Shinta yang belum ikut angkat bicara.
"Shinta nggak ikut juga ya Mi, masih capek soalnya," jawab Shinta, ya memang Shinta baru sampai dindalem pagi tadi.
"Emm, Faqih kekamar dulu, Assalamu'alaikum," Gus Faqih pun berlalu pergi kekamarnya.
Sesampainya dikamar Gus Faqih langsung menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya. Ia menatap langit-langit kamar nya dan melamun. Ini sudah ketiga kalinya Ia harus menunda beasiswa nya.
"Kamu kenapa Hmm?"
Sebuah belaian di rambutnya menyadarkan nya dari lamunannya. Lalu Ia menatap seseorang yang membelai nya, yang tak lain orang yang paling berjasa dihidupnya.
"Nggak kok Umi," jawabnya dengan senyuman yang sedikit dipaksakan.
"Abi punya alasan untuk memutuskan ini," ucap Umi Fauziah yang masih membelai rambut putranya, Beliau tahu betul apa yang dipikirkan Gus Faqih.
"Alasan apa Umi?"
"Suatu saat nanti kamu pasti tau."
Gus Faqih menghembuskan napas dan berganti posisi menjadi duduk di depan Uminya.
"Iya Faqih tau, tapi Faqih butuh waktu untuk menerima ini, jadi Faqih mau istirahat dulu," ucap Gus Faqih tenang tanpa ada nada mengusir.
Dan Umi Fauziah hanya tersenyum lalu beranjak dari kamar Gus Faqih. Sementara Gus Faqih masih melanjutkan acara melamun nya.
"Kuatkan hati hamba ya Allah" ucapnya dalam hati.
🌟🌟🌟
Saat ini Umi Fauziah dan Kyai Luqman akan berangkat untuk menghadiri acara di pesantren Ar-Rohman.
"Umi berangkat ya, nanti Kak Faqih juga diajak makan ya Assalamu'alaikum," pamit Umi Fauziah, lalu masuk kedalam mobil yang didalamnya sudah ada Kyai Luqman.
"Iya Umi,Wa'alaikumsalam," jawab Shinta dan Gus Adnan bersamaan.
Setelah mobil Kyai Luqman sudah tak terlihat lagi, barulah Shinta dan Gus Adnan masuk kedalam rumah.
"Kamu panggil Kak Faqih dulu, Kakak aja yang siapin makanannya" ujar Gus Adnan.
"Oke." Setelah itu Shinta berjalan menuju kamar Gus Faqih.
Tok Tok Tok
Shinta mengetuk pintu kamar Gus Faqih, namun tak ada respon, lalu iapun mengetuknya lagi.
Tok Tok Tok
Masih tak ada respon dari dalam kamar, Shinta mulai gemas lalu mulai mengetuk nya lagi.
Tok Tok Tok
Lagi lagi tak ada respon dari dalam kamar. Kesabaran Shinta sudah habis Ia langsung membukanya.Dan langsung berteriak.
"Kakk lama bang—" Shinta langsung menutup mulutnya dan mengecilkan suaranya "—Nget sih bukanya."
Ternyata Gus Faqih sedang melaksanakan sholat, entah sholat apa itu, Shinta tak tau.
15 Menit kemudian
Gus Faqih baru mengucapkan salam dan langsung menengok kebelakang, menatap tajam adiknya yang sedang santai duduk disofa, sedangkan yang ditatap malah menampilkan cengirannya.
"Kalau masuk tuh ucap salam dulu, jangan teriak teriak ini rumah bukan hutan," jelas Gus Faqih.