Allahu Akbar Allahu Akbar
Gema Adzan mulai menyeruak keseluruh pelosok pesantren Al-Ikhlas. Semua santri pun mulai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu sholat. Kyai lukman dan kedua putranya sudah berangkat satu menit yang lalu kemasjid Al-Hasan. Dan kini di Ndalem hanya tinggal Umi Fauziah, Shinta, dan Izza.
Umi Fauziah sedang berhalangan jadi beliau tidak melaksanakan kewajibannya. Dan kini beliau berniat melihat Izza dikamar Shinta. Setelah tepat di depan pintu kamar Shinta Beliau mendengar pertengkaran kecil.
Tok Tok Tok
Umi Fauziah mulai mengetuk pintu kamar Shinta. Namun masih belum ada respon.Beliau mengetuk nya sekali lagi.
Tok Tok Tok
Sedangkan di dalam kamar. Shinta sedang berdebat dengan Izza.
"Kak itu ada yang ngetuk pintu,"
"Terus Gue harus bilang Woww gitu??"
"Iiih ya bukain lahh,"
"Helloww yang punya kamar siapa?"
"Aku capek Kak, Ini juga gara gara Kakak, pliss lah kak bukain pintu nya!!"
"Ogahh emang Gue babu Lo!"
Flash Back On
Malam ini Izza dan Shinta tidur satu kamar lebih tepatnya satu ranjang dan tentunya dikamar Shinta. Lalu tiba tiba...
Brakkk
Shinta terjatuh dari ranjangnya, karena mimpi terlalu tinggi. Eh salah deng, maksudnya karena ditendang Izza yang sedang berkelana di alam mimpinya.
"Aishhhhh," ringis Shinta sambil mengelus pantatnya yang terasa nyeri.
Setelah itu Ia berdiri, mengambil bantal dan memukul mukulkannya menahu Izza.
"Kakkkk geserr!!" teriak Shinta. Masih dengan memukul bahu Izza dengan bantal. Karena saat ini Izza tidur dengan posisi telentang dengan kaki juga tangan yang direntangkan dan jadilah seluruh bagian kasur dikuasai Izza.
"Kakkkk geserr," Shinta semakin gencar memukul Izza.
"Ck, apaan sih Lo," decak Izza lalu menutup matanya lagi.
Shinta sudah kehabisan kesabaran, lalu ia meleperkan bantalnya sekuat tenaga hingga tepat mengenai wajah Izza.
Sedangkan Izza terkejut sebentar lalu melemparkan bantal itu lagi kewajah Shinta, hingga membuat Shinta mundur dua langkah.
Setelah itu Izza bangun mengambil bantal dan menghampiri Shinta hendak memukulnya dengan bantal. Namun Shinta yang sudah tau tujuan Izza pun berhasil menangkis pukulannya dengan bantal yang ada ditangannya. Jadilah saat ini mereka berdua perang bantal.
Lima menit berlalu Izza dan Shinta masih perang bantal padahal isi bantal sudah bertebaran dimana-mana kamar Shinta sudah bak kapal pecah. Lalu...
Pranggggg
Cangkir teh yang diatas nakas pun pecah karena lembaran bantal Izza. Dan Izza hanya mengendikkan bahunya tak mau ikut campur lalu duduk disofa. Sedangkan Shinta duduk lagi diranjangnya.
"Kak itu cangkirnya pecah, gara gara Kakak," ucap Shinta.
"Terus?"
"Ya Kakak rapiin lah itu liat pecahannya udah sampai dimana-mana,"
"Ogah malezz,"
"Ishh Kak rapiin!!"
"Nggak,"
"Kakak rapiin kann yang mecahin Kakak,"
"Yang punya kamar siapa?"