Gue Santri

Fitriani
Chapter #7

@7

Setelah sarapan pagi, semua santri kembali kekamar masing masing, untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Seperti halnya santri kamar Al-Latief 3, mereka juga bersiap-siap kecuali Izza.

Izza termenung diatas ranjangnya. Lalu pintu kamar itu diketuk tiga kali dari luar. Sari yang posisinya dekat dengan pintu pun membukanya.

Terlihat seorang santri tersenyum ramah. "Assalamu'alaikum," ucapnya lembut. Saripun menjawab, "Wa'alaikumsalam,"

"Ada apa ya Ukh?" tanya Sari to the point.

"Teh Iza nya ada?" tanya santri itu dengan logat sundanya.

"Ada didalam, mau ana panggilkan?"

"Emm nggak usah Teh, tadi Umi Fauziah nitip pesan, Teh Izza disuruh keruang BK sekarang,"

"Ohh iya nanti ana sampaikan,"

"Syukron Teh, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam." Sari menutup pintu dan berjalan menuju ranjang Izza.

"Za sama Umi Fauziah disuruh ke Ruang BK," ucap Sari saat sampai didepan ranjang Izza.

Izza mendongak menatap Sari, "Sekarang?" tanyanya.

"Iyaa Izza," jawab Sari lembut. Izza menghembuskan nafas kasar lalu bangkit dari ranjangnya, dan mulai berjalan keluar kamar.

Baru menutup pintu, Izza membukanya lagi, membuat semua yang ada didalam mengernyit heran.

"Ada apa Za?" tanya Sari.

"Ruang BK nya dimana?"

"Ohh ruang BK, ada di samping kanan gerbang utama asrama putri," Izza manggut-manggut paham dan berniat menutup pintu lagi.

"Ucap Salam Izza!!" perintah Sari.

"Iya iya, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

Izza berjalan menyusuri lapangan untuk menuju ruang BK, banyak santri berlalu-lalang menatapnya dengan tatapan bermacam-macam. Izza tak menghiraukan nya dan tetap melanjutkan jalannya.

Setelah sampai disana Izza ragu untuk masuk kedalam. Izzapun menatap kearah lain. Senyum kemenangan terukir di bibirnya.

"Kesempatan Emas," ucapnya dalam hati. Saat melihat gerbang yang terbuka lebar, yang seakan-akan memanggilnya untuk keluar melewatinya.

Ia pun melangkahkan kakinya menuju gerbang itu, namun sialnya baru tiga langkah, seseorang berteriak memanggil namanya.

"Izzza!!!"

"Sialll, dari tadi kenapa sih orang orang gemar banget panggil nama Gue," rutuknya dalam hati.

"Izzza!!" Suara itu semakin mendekat, Izza pun membalik tubuhnya.

"Eh Umi," ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kamu mau kemana?" tanya Umi Fauziah tepat sasaran.

"Emm, anu itu, anu,"

"Anu apa Izza?"

"Hahh itu tadi ada bintang jatuh, Izza mau ambil siapa tahu bisa dijual, hehe," alibi Izza. Umi Fauziah menahan tawa mendengar alasan Izza, yang pastinya asal-asalan.

Seharusnya Ia beralasan tak tau tempat ruang BK atau apalah, namun Izza malah mengucapkan alasan yang begitu kentara bohongnya.

"Izza Izza," Umi Fauziah geleng-geleng kepala dengan tingkat Izza.

Lihat selengkapnya