"Pril Aku duluan ya," teriak Arini diambang pintu kamar Al-Latief 3.
"Tunggu bentar Rin," sahut Prilia sambil terus mengacak-acak lemari bukunya, mencari Buku gambarnya, yang nanti pada jam pertama akan dikumpulkan.
"Tuh masih ada Izza, aku duluan ya, ada piket soalnya, Assalamu'alaikum," Arini langsung berlalu menuju kelasnya sebelas B.
"Iihh dimana yaa, perasaan kemarin udah disimpen dehh," monolog Prilia.
"Nyari apa sih Lo?" tanya Izza yang risih melihat Prilia mengacak-acak lemarinya.
"Buku Gambar, kemarin aku abis ngerjain tugas dari Ustadzah Elly, terus kemarin perasaan udah aku simpen dilemari tapi sekarang nggak ada," jelas Prilia.
"Coba deh Lo cek sekali lagi," perintah Izza.
"Nggak ada Za," jawab Prilia putus asa.
"Coba deh Lo cek dikasur Lo, kan masih perasaan, kalo Lo nyimpennya dilemari," Prilia berjalan keranjangnya pasrah.
"Nggak mungkin Za, kemarin aku udah nyim—" Prilia menghentikan ucapannya saat melihat buku gambarnya tergeletak dibawah selimutnya. "—pen dilemari," lanjut Prilia pelan.
"Tuh kan Gue bilang juga apa, udah kita berangkat aja sekarang." Prilia mengangguk lantas mengikuti Izza yang sudah keluar kamar.
"Ayo Za, kamu lemot banget sih," ujar Prilia saat mereka sudah sampai di koridor kelas sebelas.
"Kalo Lo mau duluan, duluan aja," balas Izza santai.
"Yaudah aku duluan." Prilia pun berlari meninggalkan Izza yang masih berjalan dengan santainya, padahal bel tanda masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu.
"Duhh Gue masih laper, gara-gara ngantri kamar mandi, telat deh makannya, jadi cuman dikit porsi makan Gue," gerutu Izza sambil menepuk-nepuk perutnya.
"Saya tidak terima alasan apapun!!" Izza memicingkan matanya menatap siapa yang sedang diceramahi habis-habisan, ternyata itu adalah Prilia. Izza pun berjalan menghampiri nya.
"Maaf Ustadzah," ucap Prilia sambil menunduk.
"Sekarang kamu berdiri didepan masjid Al-Hasan dan hormat kebendera yang ada didepan masjid." Prilia mendongakkan kepalanya.
"Nggak ada hukuman lain Ustadzah?" Ujar Prilia bernegosiasi.
"Berarti Gue juga dihukum Ustadzah." Prilia dan Ustadzah Elly beralih menatap kearah sumber suara.
"Izza" Prilia mengerutkan keningnya, kenapa dia ikut-ikutan berurusan dengan Ustadzah Elly.
Ustdzah Elly menyipitkan matanya menatap intens Izza, lalu berucap, "Tidak kamu bukan santri kelas saya," balas Ustadzah Elly.
"Tapi Gue juga telat,"
"Sudah kamu kembali ke kelas kamu, jangan ikut campur urusan saya,"
Izza berlalu pergi ke kelasnya yang berada tepat disamping kelas Prilia. Dan berhenti didepan pintu kelasnya.
"Assalamu'alaikum," ucap Izza menarik perhatian Ustadzah Putri juga santri santri dikelasnya.
"Oh Izza, mari masuk," ucap Ustadzah Putri diakhiri senyuman.