Gue Santri

Fitriani
Chapter #11

@11

"Abi sudah bertemu salah satu saksi mata, in saya Allah dia mengenali orang yang membawa bayinya Hafidz," ujar Kyai Luqman kepada Umi Fauziah yang berada disampingnya.

"Iya Bi, kita harus temukan bayinya Hafidz," sahut Umi Fauziah, menatap keluar jendela gerbong kereta api.

Drrt Drrt Drtt

Getaran ponsel membuat pembicaraan keduanya terhenti. Umi Fauziah mengecek ponselnya.

"Dari siapa?"

"Ustadzah Likha, Umi angkat dulu." Kyai Luqman mengangguk sebagai jawaban.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," Umi Fauziah menjawab salam yang diucapkan Ustadzah Likha diseberang telepon.

"Maaf Umi menganggu waktunya. Sesuai pesan Umi, bahwa bila Izza membuat masalah, Umi sendiri yang akan menghakiminya." Ustadzah Likha menjeda kalimatnya. Menyisakan suara roda kereta yang bergesekan dengan rel kereta.

"Apa Izza membuat masalah?" tanya Umi Fauziah to the point nan tepat sasaran.

Diseberang sana Ustadzah Likha menghembuskan nafas gusar, lalu menjawab. "Na'am Umi, Izza membuat masalah." Setelahnya mengalirlah cerita beberapa menit yang lalu dikantin asrama putri, dari sudut pandang Ustadzah Likha.

Umi Fauziah menatap Kyai Luqman meminta pendapat. Setelah itu beliau mengangguk paham akan tatapan Kyai Luqman. Lantas beliau menjawab. "Saya sedang diluar pesantren mengantarkan Kyai Luqman selama satu Minggu. Dan sementara pesantren dikendalikan Gus Faqih. Biar dia yang menentukan," jawab Umi Fauziah, sesuai yang diminta Kyai Luqman, supaya Gus Faqih bisa belajar menyelesaikan masalah-masalah dipesantren. Dari masalah yang sepele hingga masalah yang besar.

"Na'am Umi, Syukron. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," jawab Umi Fauziah, menutup sambungan telepon.

              🌟🌟🌟

Di ndalem Gus Faqih sedang menonton kartun yang tokohnya dua bocah kembar nan berkepala botak. Sementara tangan kanannya asik memasukkan kripik singkong kedalam mulut.

Kriingg Kriingg

Deringan telepon ndalem yang berada tepat disamping televisi, berhasil mengusik kefokusan Gus Faqih. Ia meletakkan toples berisi kripik singkong, dan beranjak untuk mengangkat telepon

"Assalamu'alaikum." Terdengar salam dari seberang telepon.

"Wa'alaikumsalam," jawab Gus Faqih tegas nan dingin. Membuat sang penelepon langsung tau siapa yang menjawab salam.

"Afwan Gus kalau menggangu. Saya Ustadzah Likha. Di Asrama putri ada masalah, dan Umi Fauziah mengutus saya untuk menyerahkan masalah ini kepada Gus Faqih untuk diselesaikan," jelas Ustadzah Likha. Hening beberapa saat, Gus Faqih berdeham lalu berkata.

"Saya keruang BK Asrama putri sekarang. Assalamu'alaikum," tutup Gus Faqih cepat, tanpa menunggu jawaban salam. Ia lalu berwudhu baru setelah itu ke Ruang BK Asrama putri.

Sementara itu di Ruang BK Asrama putri, Ustadzah Likha duduk bersebrangan dengan Alya yang sudut bibirnya membiru. Serta Izza duduk disamping Alya, pipi Izza juga membiru namun tak sebanding dengan Alya tangytadi sempat mimisan juga.

Lihat selengkapnya