Love In The Ocean

Ayu S Sarah
Chapter #19

Bukan Begini Akhirnya

Aku mencoba melanjutkan hidupku – tentu saja dengan hati yang masih patah. Belum ada yang bisa menyembuhkan luka ini, kecuali aku sendiri yang perlahan mau mengobatinya. Di tengah malam yang sepi, aku membuka ponsel dan mengetik di kolom pencarian ; “Berapa lama proses sembuh dari patah hati?”

Menurut hasil pencarian teratas, dan berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat di The Journal of Positive Psychology,secara umum dibutuhkan waktu sekitar sebelas minggu bagi seseorang untuk pulih dari perpisahan.

“Apakah aku akan terus terbayang-bayang wajah Sagara selama sebelas minggu ke depan?” gumamku pada diri sendiri.

Aku memandangi layar ponsel, mencoba mencari cara untuk menyibukan diriku. Lalu, tiba-tiba masuk sebuah pesan dari Nadia, mengirimkan sebuah tautan.

Aku membukanya, sebuah berita kecelakaan. Kecelakaan beruntun yang terjadi di jalan Tol Cipularang. Aku membaca perlahan, bertanya-tanya apa kaitannya denganku, mengapa Nadia mengirimkannya?

Telah terjadi sebuah kecelakaan beruntun melibatkan tujuh belas kendaraan di Tol Cipularang KM 92, Jawa Barat, Jum’at  dini hari. Tabrakan menyebabkan kerusakan parah pada beberapa kendaraan dan menimbulkan korban jiwa. Diduga rem blong pada truk bermuatan berat menjadi pemicu, menabrak kendaraan di depannya dan memicu tabrakan beruntun. Satu orang dinyatakan tewas, dua puluh tujuh lainnya luka-luka.

Aku bergidik, tapi tetap tidak mengerti kenapa Nadia membagikannya padaku. Lalu, aku membalas pesannya.

Al Meera : Nad, maksud kamu kirim ini apa?

Beberapa detik kemudian, balasan itu datang.

Nadia : Satu orang yang dinyatakan tewas itu, Sagara.

Dunia seketika terasa runtuh. Aku membeku, tanganku gemetar, tubuhku lemas, dan pikiranku kosong. Tidak ada air mata yang keluar, seolah tubuhku belum sempat menyadari rasa sakitnya. Aku membuka lagi tautan berita itu, menelusuri lebih dalam, berharap ada kesalahan dalam pencantuman nama korban. Berkali-kali aku baca, berkali-kali aku ulang. Tapi kenyataannya tidak berubah ; Sagara Haddi, tertulis jelas sebagai satu-satunya korban yang meninggal dunia.

Barulah air mata ini jatuh, tidak tertahan. Aku menangis sejadi-jadinya, seolah seluruh isi yang kutahan dalam dada meledak bersamaan. Dalam isak yang berat, aku bergumam lemah, “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”

*** 

Lihat selengkapnya