Love in Trap

tenguyakuza
Chapter #4

Pertarungan dimulai#4

Bara duduk di atas sepeda motornya di parkiran kampus. kacamata hitam dan jaket jeans buluk andalannya tak pernah ketinggalan. Satu kakinya naik, bercengkerama dengan beberapa teman lelakinya.Oh, ternyata Bara masih punya teman.


Matanya menangkap satu sosok yang paling dia nantikan pagi ini. Sedang berjalan tertawa haha hihi bersama dua sahabatnya membawa sekardus barang di tangan. 


Bara melepas kacamatanya, menatap dengan senyum pada Lani yang lewat begitu saja di depannya.


Lani tertunduk, jantungnya berdegup kencang saat melihat Bara menatapnya dengan pandangan licik. Dalam hatinya mengumpat ingin sekali menampar laki-laki brengsek itu. Tangannya mencengkeram kardus yang ia bawa melawati Bara. 


Ia membawa kardus untuk bakti sosial ke dalam basecamp HIMA. Ada Varo dan beberapa pengurus lainnya yang sedang menghitung pemasukan mereka dari para donatur.


"Lani, udah sehat?" tanya Varo saat Lani mengambil posisi ingin duduk di lantai


"Udah kak." jawabnya santai


"Kenapa lu? Kecapekan kali yah?" tanya Varo


"Kayaknya sih, kemarin nggak tidur cukup jadi waktu tanding futsal kecapekan." Lani menutupi kejadian saat ia pingsan dan menemukan dirinya di kamar hotel bersama Bara


Sampai saat ini Lani masih bingung bagaimana cara Bara membawanya ke hotel bersamanya sedangkan dia sendiri tak sadarkan diri. Dan kenapa dia merasa tiba-tiba sangat lelah setelah minum dari botolnya.


"Jangan-jangan memang ada yang memasukkan sesuatu ke botol minumku," batinnya


"Uang yang terkumpul di rekening kita udah cukup banyak. Nanti Lani, lu rekap semua kebutuhan kita buat kegiatan Jumat besok yah. Jangan sampai ada yang terlewat." Varo memimpin rapat.


"Iya kak." Pikirannya tak berada di tempat ini. Lani memikirkan Bara yang berkeliaran di luar sana dengan vidio syurnya.


Selesai rapat, Lani segera pergi ke kelas karena ada perkuliahan siang ini. Langkahnya ragu saat akan melewati Bara yang berdiri di pintu masuk kelas.


"Kenapa kepalanya nunduk? Biasanya sok-sok galak lu!!" Bara menahan langkahnya di depan pintu


"Jangan bikin masalah. Minggir gue mau masuk." Ucap Lani menatap tajam kepada Bara


Bara menarik lengannya lalu berbisik di telinga Lani, "Vidio kita akan aman kalo lu nurut sama gue!!"


"Lu ngancem??" Lani tersenyum sinis, "Pengecut!!"


"Wow ..masih punya nyali rupanya. Kita buktikan aja, mau satu kampus ini tahu semua kalau si anak teladan habis bikin vidio panas." Bara menekan setiap kata yang terlontar dari mulutnya dengan suara setengah berbisik.


"Lu..." Mata Lani memerah dan berkaca-kaca menahan kesal yang teramat dalam pada pria menyebalkan di depannya.


"Jangan sok galak sama gue atau lu ngerti akibatnya." Bara melepaskan cengkeramannya lalu berjalan masuk ke dalam kelas.


Lani menarik nafas dalam agar air matanya tak jatuh. Ia mencoba tetap terlihat biasa saja di depan teman-temannya agar tak ada yang curiga.


Bara mendekat kepadanya setelah sesi perkuliahan berakhir. Lani tak ingin menatap lelaki itu. Terlalu muak rasanya. Ingin marah tapi terganjal ancaman yang ia berikan. 


"Kerjain tugas gue, oke!!" dengan enteng Bara mengatakan di hadapan Lani disaksikan kedua sahabatnya yang terkejut dengan keberanian Bara menyuruh Lani mengerjakan tugasnya.


"Lan.. lo mau kerjain punya dia?" Renata heran


Lani terdiam, menutup bukunya dan memasukkan alat tulis ke dalam tasnya


"Lan.. aneh banget deh lu. Biasanya lu paling galak kalau anak itu nyuruh-nyuruh orang buat ngerjain tugas dia." Renata kembali bertanya namun tak juga di jawab.


Lani justru berjalan pergi menjauh dari kedua temannya tanpa ada sepatah kata apapun membuat Renata dan Marina semakin bingung.


Sebenarnya Lani pun tak ingin melakukan ini. Tapi apa boleh buat kunci hidup dan matinya kini ada pada Bara. Mau tidak mau dia harus mematuhi segala keinginan Bara atau dunianya akan hancur seketika.


"Lan.. tunggu dong." Marina mengejar sahabatnya yang begitu saja berlalu


"Lu kenapa sih?" Marina menghentikan langkah Lani


"Nggak papa, gue lagi PMS aja jadi rasanya tuh kayak BT sepanjang hari. Ngerti kan lu rasanya?" Lani beralasan


"Oh,, yaelah bilang dong. Pantes aja muka lu kusut terus dari pagi." lanjut Marina

Lihat selengkapnya