Love is Beautiful Pain

Oleh: Qarina R Jussap

Blurb

"Aku memiliki kewajiban untuk mempertahankanmu, tapi aku tidak memiliki hak untuk memaksa perasaanmu. Aku tidak ingin kau menjadi anak durhaka kepada Orangtuamu. Jika waktu masih percaya dan berpihak pada cinta kita. Aku akan menggenggam tanganmu kembali."

Kau merangkul diriku yang tertunduk bisu. Aku tidak mengerti darimana datangnya perasaan ini. Mengapa aku bisa terluka dan merasakan sakit. Padahal Hati ini hanya gumpalan daging, tapi mengapa karenanya aku bisa mengeluarkan air mata. Aku sangat membenci kenangan itu, tapi mengapa otak ini selalu mengingatnya. Aku tidak tahu harus bagaimana untuk menghilangkan rasa ini. Aku sudah lelah dan tidak sanggup lagi untuk menahannya. Aku sudah berusaha untuk menjadi seorang anak berbakti dan wanita dewasa pada umumnya, tetapi tetap saja tidak bisa membedakan mana wajah manusia atau hanya topeng belaka.

"Cukup sudah, aku tidak ingin tersakiti lagi."

( Gelena Reyne Surendra )


"Masih banyak wanita yang lebih baik dariku, lebih pintar dariku dan lebih cantik dariku. Kau tidak perlu repot dan bingung seperti itu."

Kau menepuk pundakku keras dengan mudah mengatakannya. Bahkan sangat bahagia. Kau egois hanya peduli pada urusanmu sendiri. Bukan hanya kau yang bisa merasakan kesedihan, aku juga bisa. Kau bisa menangis, aku juga bisa. Dengan mudahnya kau berbohong padaku disaat kejujuranku menyakiti dirimu. Maafkan diriku yang tidak bisa membahagiakanmu.

"Tidak hanya aku, kau juga tahu itu. Memang banyak wanita yang lebih baik darimu, hanya saja aku tidak merasakan hal yang sama ketika sedang bersamamu. "Aku takut, aku tidak ingin menyakiti wanita lagi."

( Gavin Naruna Mahardika )

Lihat selengkapnya