“What is the matter with you Jen?! Tolol banget kamu?!” Maki bu Anna.
Gue sama si Betty masih nganga liat si Dee basah kuyup dari rambut sampe dadanya gara-gara kesiram air dari botol yang gue buka.
“Sorry.. sorry…sorry! “ kata gue yang cepet-cepet ambil tissue dan bantu si Dee ngelap rambut sama bajunya.
Dee keliatan banget nggak nyaman dipegang-pegang gue. Ya elah gue bukannya kegatelan kali pak, tapi emang guilty feeling. Eh bentar, gue sedeket ini sama Dee tapi kok gerd gue nggak kumat ya. Dee cepetan ambil tissue dari tangan gue dan dia mulai ngelap-ngelap badan sendiri. Gue ambil lagi botol minum, tapi kali ini gue nggak bukain. Udahlah.. buka sendiri aja. Bu Anna ngasih kode ke gue untuk mulai meeting.
“ Selamat siang Dee, saya Jen dari tim Talent Recruitment” Gue ngajak salaman, kenalan dong, ini kan pertama kalinya kami ketemu,
Eehh.. Si onyon, gue nggak digubris dong... Ngeliat gue pun enggak, dia masih sibuk lap-lap muka sama bajunya. Sialan lu, dalam hati gue. Gue kan nggak sengaja nyiram lu. Gue narik lagi tangan gue. Gue ngeliat si Betty nyengir ngejek. Ah, bodo amat, gue lanjutkan omongan gue.
“ Hari ini, Bu Anna dan tim legal akan memperbaharui kontrak kerjasama antara Agency ini dengan Dee” kata gue dengan mantap.
Baguslah si Dee bikin gue ilfeel, mungkin karena itu gue jadi nggak nervous! Fiuuuh.. Gue liat si Dee, mandangin gue, ekspresless. Gue santai ambil berkas-berkas dari tim legal dan minta Dee untuk mempelajarinya. Lalu, gue beranjak pindah dan duduk di sebelah Dee untuk menjelaskan dengan detail permasalahan pembaharuan kontrak kerja.
Gue mulai menjelaskan 3 buku berkas kontrak yang harus dia pelajari dengan teramat sangat lancar! Bu Anna pun agak heran ngeliat gue nggak kumat gerdnya! HAHAHA.. Padahal ini seorang Dean Ivander loh! Setelah gue selesai menjelaskan dari berkas yang pertama sampai berkas yang ketiga, Dee mulai membuka berkas pertama yang gue kasih ke dia. Dia buka halaman pertama, lalu halaman kedua, lalu… loh loh kok ditutup.
“ I don’t need this” katanya seraya melemparkan berkas-berkas itu ke meja.
Gue bengong dan terkejut.
“Pembaharuan kontrak, artinya Agency ini kasih gue kesempatan kedua, gitu?” katanya dengan sinis.
Orang ngetop mah bebas ya. Bahasanya juga gue lu, padahal kan lagi suasana formal gini.
“Kita anggap, ini adalah kesempatan kedua untuk Dee dan kami? ” Bu Anna menjawab.
“ Oke, kesempatan kedua buat gue adalah gue akan terus jadi sapi perah dan mesin ATM Company ini. Kesempatan kedua kalian adalah? ” tanya Dee masih tetap sinis.
Kayaknya nih, gue rasa dia punya dendam sama Agency ini, yang gue nggak tahu apa dan kenapa. Tapi panas juga nih gue, sapi perah? Mesin ATM? Segitu lownya kah Agency ini dimata dia? Agency yang sudah memperjuangkan karirnya selama 10 tahun!
“ Saya rasa kita bekerjasama disini. Agency ini mengurus semua hal yang menyangkut karir Anda dengan memakai kacamata kuda atas skandal-skandal Anda! Jadi maaf, rasanya kurang fair kalo Anda merasa sebagai sapi perah dan mesin ATM” balas gue nggak kalah ngegas dan panjang.
WOW! Ada apakah gerangan? Tumben gue bisa seberani ini. Ini Dean Ivander loh! Dee menusuk gue dengan tatapannya yang tajam. Gue nggak mau kalah, gue pelototin balik. Ih, apa sih yang diliat cewek-cewek dari Aktor sombong gini? Kalo cuma ganteng doang mah, banyak cowok lain diluar sana yang ganteng tapi akhlaknya nggak mesti diservice!
“ Apa yang Dee mau? ” tanya Bu Anna yang akhirnya bersuara sambil menenangkan gue dengan pandangan matanya.
“ Oke, ill show you what fair is..“ katanya sambil menatap gue.
What what what?
“ Gue akan tanda tangan pembaharuan kontrak ini, tapi gue punya SATU permintaan” Katanya ke Bu Anna.
“ Oke, what do you want?” tanya Bu Anna mencoba tetap tenang.
“ Mulai sekarang, gue mau dia jadi manager gue! Tidak ada pergantian manager sepihak dari Perusahaan, seperti yang udah-udah. Gue yang akan putuskan, kapan dia stop jadi manager gue.” katanya sambil telunjuknya nunjuk ke arah gue.
“HAH?!” Semua orang diruangan termasuk gue dan Bu Anna kaget nggak percaya.
Baru kali ini, gue ngeliat bu Anna kaget. Gue celingak – celinguk, siapa tau dia nunjuk ke arah orang lain. Nggak ada siapa-siapa dibelakang gue.
“ Maksud kamu, Jen? “ tanya bu Anna memastikan.
“ Besok, lu datang ke penthouse gue dan bawa semua jadwal gue” sambil nunjuk gue dan berdiri.
“Urusan isi kontrak biasanya Manager yang urus semua. Dalam hal ini , artinya lu yang bertanggung jawab. Good day, ladies” Dee sekali lagi melihat ke arah gue seperti mengejek dan keluar meninggalkan kami semua yang masih melongo nggak percaya.
Bu Anna terpaku. Gue udah jadi pasak bumi, nggak bisa gerak. Si Betty dari tim legal pun cuma bisa cengok sama kejadian barusan. Apa maksudnya Dee? Kenapa harus gue? Feeling gue nggak enak.
“ iriii aku iriiiii!” akhirnya si Betty nyeletuk.
“eh tapi Sebentar” katanya melanjutkan.
“jangan iri dulu! Kamu nggak denger gosipnya apa?” Yehhh nih orang lagi monolog apa? Protes sendiri, jawab sendiri, ngejelasin sendiri.
“Manager.. ini Manager loh! itu artinya kamu harus siap sedia 24 jam dalam 1 hari, 7 hari dalam 1 minggu buat jadi budaknya Dee. Temen saya pernah jadi managernya Dee, selain waktu, dia harus siap pasang badan! 2 minggu bisa tahan jadi manager dia udah rekor! ” jelas si Betty yang pastinya bikin gue makin nelen ludah.
Gue melirik Bu Anna yang dari tadi diem aja.
“ Bu..?” Gimana ini, ngomong kek bu , teriak gue dalam hati.
Lagian kenapa sih si Dee sekonyong-konyong pengen gue jadi managernya?
“ Oke,then its done!” kata bu Anna sambil melihat gue.
Hah apaan main done done aja sih, gue iyain juga belom.
“ Maksudnya?” tanya gue yang masih bingung.
“ Ini lebih bagus. Dengan kamu jadi manager Dee, kita lebih punya kebebasan untuk mengawasi dan mengatur Dee dari dekat! “ cerocos Bu Anna.
“ Bu bentar dulu.. “ potong gue makin panik.