Pagi ini adalah pagi paling indah yang pernah gue alamin. Matahari pagi menyapa dari jendela besar di kamar Dee. Gue buka mata dan disebelah gue seorang Dean Ivander. Wajahnya yang tidur pulas, sangat tampan. Gue perhatiin lagi wajahnya, alisnya, bulu matanya, hidungnya yang mancung, bibirnya yang seksi. Aaaawwwww…ini adalah wajah Pria yang mencintai gue!
Gue bangun pelan-pelan supaya Dee nggak kebangun. Masih jam 7 pagi, jadi gue biarin Dee tidur lebih lama. Hari ini, Dee ada jumpa Fans untuk peluncuran single terbarunya. Acaranya sore ke malem. Jadi masih banyak waktu. Gue turun ke bawah, sikat gigi dan sedikit berdandan. Gue bangun disebelah pangeran tampan, sedangkan gue.. kayaknya tiap malem gue harus pake make up nih, kalo engga Dee bisa shock ngeliat muka gue dipagi hari.
Hmm tapi.. seandainya semua itu bisa terjadi.. 3 hari lagi… gue hanya punya waktu 3 hari lagi bersama Dee. Gue udah putuskan 3 hari ini, gue akan buat kenangan yang Indah sama Dee. Gue kemudian melangkah ke dapur. Gue mau buatin sarapan buat Dee. Gue buka kulkas, ambil bahan-bahan kemudian masak. Ahhh.. sarapan spaghetti oke juga nih.
Gue memulai proses masak. Tiba-tiba ada tangan besar memeluk gue dari belakang. Sumpah, ini tuh kayak di film-film. Gue kaget tapi super happy. Dee manja banget, gue nggak pernah liat sisi Dee yang manja seperti ini.
“ Wangiii banget.. masak apa? “ katanya sambil menempelkan dagunya dipundak gue.
“ Kok udah bangun? “ kata gue sambil melihat dia.
“ Morning.. “ bales Dee kemudian mengecup pipi gue.
“ Morning.. mandi dulu sana.. “ kata gue mengusir Dee.
Ada Dee disebelah gue bikin gue nggak konsen.
“ mmmm.. gue mau peluk lu lebih lama..please.. “ katanya manja sambil tetep meluk gue dari belakang.
Gue kecilin api kompor dan berbalik menatap Dee.
“ Kalo nggak nurut.. gue pulang nih.. “ kata gue bercanda.
“ Oke.. oke.. gue nurut..” kemudian Dee melepaskan pelukannya dengan sebal dan berbalik.
Sebelum Dee berbalik, gue menarik baju Dee, dan mengecup bibirnya dengan cepat. Kemudian gue cepat-cepat berbalik dan nerusin masak. Gila! Selama ini, gue nggak pernah ambil inisiatif buat cium cowok duluan. Gue malu, pasti muka gua merah banget. Gue sempet ngelirik Dee yang tertegun sama sikap impulsive gue. Dee melangkah ke kamar mandi dengan ceria sambil bersiul-siul kecil. Melihat Dee bahagia seperti ini, gue pun sangat bahagia.
Setelah Dee selesai mandi, kami sarapan bersama. Dee terus mandangin muka gue, sampe gue salah tingkah.
“ Lu cantik..” Dee tiba-tiba bilang gitu sampe gue menunduk malu.
Selama ini nggak pernah ada yang muji gue cantik. Tapi, kali ini pujian itu datang dari seorang Dean Ivander. Kalimat ini membuat gue merasa sangat berharga. Gue nggak tau kapan terakhir kalinya gue menghargai diri gue sendiri.
“ Gue harap, gue bisa makan masakan lu setiap hari.. “ kata Dee lagi.
“ Stop Dee.. gue bisa diabetes kalo lu manis-manisin terus!” canda gue terus bangkit berdiri.