"Tarik napas ..., embuskan."
"Tarik napas ..., embuskan."
Jantung Nana berdebar. Lembar demi lembar sudah dibacanya, hingga kini hanya tersisa milik Okta dan Aru. Mereka berdua bahkan menulis nama lengkap di sana.
Arupalaka Wafic.
1. Kamu tipe belajar yang mana?
• Belajar mepet, tapi masuk
2. Kalau belajar, biasanya di mana?
• meja belajar lengkap sama sticky notes (walau jarang ditempel)
3. Belajar paling fokus kalau?
• lagi sendirian di kamar
4. Paling sering belajar sama siapa?
• gak ada, aku soliter
5. Hal yang bikin kamu jadi rajin belajar?
• motivasi diri sendiri
Jawaban enggak ada di opsi, tapi ditulis sendiri sama Aru.
6. Kalau kamu bisa kasih satu kalimat tentang gaya belajarmu, itu apa?
(Belajar bukan hal yang menyenangkan, tapi kalo gak belajar rasanya kayak nyerah sebelum mulai.)
7. Hal paling aneh/lucu yang pernah kamu lakukan demi belajar?
(Pernah bikin rangkuman pakai font komik biar gak malas baca.)
8. Boleh gak kalau jawabanmu dikutip secara anonim?
(Ya, boleh.)
Nana mengernyit. Gaya jawabannya tenang, tapi jujur. Agak sarkas, tapi enggak sinis.
Aru banget!
"Pantes minta lembar survei. Dia gak pernah bilang sebenarnya juga pengen disorot, walau anonim."
Perlahan senyum Nana muncul. Tapi ekspresinya langsung berubah di lembar selanjutnya. Tulisan tangan tegas, sedikit miring ke kanan, dengan pilihan kata yang nyebelin, tapi rapi.
Okta Shankara.
1. Kamu tipe belajar yang mana?
• belajar jauh-jauh hari (karena H-1 bikin otak makin buntu)
2. Kalau belajar, biasanya di mana?
• perpustakaan/ruang belajar umum (biar kerasa vibes belajar)