Love is (not) War

Aulia Fitrillia
Chapter #10

Bab 10. Artikel

Dua hari belakangan, Nana tampak lebih hidup. Kejadian yang lalu bikin Nana kayak masuk babak baru. Bebannya yang selama ini terasa mengganjal jadi berkurang. Langkahnya juga dua kali lebih ringan dari biasanya.

Sekarang yang bisa mengalahkannya cuma dirinya sendiri.

Sejak kertas survei itu dibagikan, perhatian orang-orang mulai tertuju padanya. Emang enggak semua berkomentar positif, tapi cukup buat bangun kepercayaan diri Nana yang sempat runtuh.

"Ini hasil survei yang udah kita kumpulin, Sis." Dito memberikan map yang tebalnya jauh dari perkiraan Nana. Si kembar itu mendatangi Nana ke kelas gak lama sehabis bel istirahat pertama berbunyi.

"Ini beneran dikumpulin atau semua diisi sendiri?" tanya Nana setengah bercanda.

"Demi kehormatan kami, ini hasil murni anak-anak," kata Dika dramatis, "kami bahkan debat sama yang ogah ngisi."

Nana tertawa kecil. "Hebat juga kalian, ya. Tapi taruhan kalian masih berlaku gak?"

"Iya, dong!" Dito menggebu-gebu. "Nasib kami ada di tanganmu, Na."

"Emang taruhan sama siapa, sih?" Nana penasaran. Selama ini dia gak sempat nanya.

"Ya, sama orang-orang di TalkEd. Mereka bikin polling siapa yang bakal menang. Tapi yang ikut taruhan punya grup sendiri di WA," ucap Dika sambil cekikikan.

Jujur aja Nana tercengang. "Terus kalo aku kalah gimana?"

"Ya, kamu harus traktir kami, dong!" Tambah Dika. Bikin Nana geleng-geleng kepala.

"Oiya, Na, nanti bikin survei ginian lagi, ya. Ntar kami yang bantu sebarin, deh." Dito menawarkan dengan alis yang sengaja dinaik turunkan. Kayak lagi ada maunya.

"Ini aja aku udah makasih banget, loh, udah dibantuin," ucap Nana tulus. Kalau enggak ada mereka berdua, entah apa jadinya survei Nana.

Si kembar langsung hormat ala-ala militer. "Syapp! Demi calon Pemred favorit kami bakal lakuin apapun!"

Nana hampir aja ngakak ngeliatnya. Tapi dalam hati, Nana ngerasa senang. Bahkan sekarang si dua kembar nyeleneh yang taruhan soal dia ikut bantu dan percaya.

"O, iya, aku ada sedikit bingkisan buat kalian berdua." Nana membagikan goodie bag yang berisi kue kering, snack, dan minuman yang udah disiapin jauh-jauh hari.

Dito langsung membuka isinya. Sejenak mata cowok itu berbinar. "Repot-repot amat, sih, Na. Kayak yang sama siapa aja."

Dika ikut nimbrung. "Makasih, ya!"

Lihat selengkapnya