Love Me Once

Dhamala Shobita
Chapter #1

Going Crazy

“I think I’m going crazy. No matter how much I want you, you won’t turn and look at me.”

*

“Kak Arka! Kak Arka! Saranghae[1]!”

“Cleo, kuping gue udah sakit gara-gara lo teriak-teriak dari tadi,” protes Hava karena Cleo tidak henti-hentinya meneriaki nama Raka sejak pertandingan dimulai.

Yang barusan diprotes hanya bisa mengulum bibir, menutup mulutnya rapat-rapat takut sahabatnya itu memarahinya lagi. Cleo menaikkan kacamatanya dengan jari sebelum meremas tangannya yang mengepal, berusaha menahan perasaan yang membuncah di dada ketika dia menonton pertandingan basket antar kelas. Dua belas orang berlari-lari di lapangan, tapi mata Cleo dapat dengan mudah menemukan pemain dengan jersey bernomor punggung tujuh itu, Arka.

“Semangat, Kak Arka!” Sekali lagi gadis itu berteriak, kali ini tentu saja Cleo mengecilkan sedikit volume suaranya. Tidak ingin adik Arka yang duduk di sampingnya itu memarahinya lagi.

“Heran gue, apa bagusnya coba si Arka? Ganteng juga nggak. Perasaan muka dia standard banget, Cle. Kok bisa-bisanya lo tergila-gila sama dia?” Hava terdengar sedikit berteriak di tengah suara bising teriakan para gadis di sekelilingnya. Iya, bukan hanya Cleo yang dari tadi histeris meneriaki nama Arka. Tapi rasanya separuh siswi di kursi penonton meneriakinya. Cleo tahu telinga Hava sudah sakit mendengarnya.

“Kakak lo itu luar biasa. Coba lihat cara dia main basket, Al. Cara dia shooting, lay up, passing, semuanya itu sempurna. Keren banget,” jawab Cleo dengan mata berbinar, menatap Hava sembari menggenggam tangan sahabatnya itu.

“Hueeek! Jijik gue dengarnya, asli. Oke, oke. Cukup, gue nggak butuh lo jelasin gimana bisa secinta itu sama kakak gue karena setelah gue dengar, itu menggelikan.” Hava sengaja berpura-pura tengah memuntahkan sesuatu, membuat Cleo tertawa kecil.

“Arka, three point!” Beberapa orang di samping Cleo berteriak, membuat Cleo mengalihkan pandangannya yang sempat teralihkan.

Three point? Three point! Yes!” Cleo seperti ibu kantin yang latah jika dibuat terkejut. Dia segera berteriak mengikuti suara di sekelilingnya setelah Arka mencetak three point. Dia tak lagi peduli pada Hava yang masih duduk di sampingnya sambil menggelengkan kepala memandanginya.

Peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup. Cleo bertepuk tangan sebelum menyerahkan dua botol air mineral ke arah Hava. Padahal dirinya tidak ikut bermain, tetapi kerongkongannya terasa begitu kering.

“Kok ada dua, Cle?” tanya Hava sambil memandangi dua botol air mineral di tangan kanan dan kirinya.

“Titip buat Kak Arka ya, Va. Jangan bilang dari gue. Thank you ya.” Cleo tersenyum sambil mendorong-dorong bahu Hava pelan.

“Nggak! Gue nggak mau. Kasih saja sendiri.”

Lihat selengkapnya