LOVE ME

Mario wijaya
Chapter #3

#3 Jealous

Satu minggu telah berlalu, Elizabeth dan Grace benar-benar telah menjalani kehidupan seorang siswi SMA di sekolahnya. Sejauh ini mereka berdua masih bisa mengikuti dan menikmati proses belajar di sekolah. Selain itu, mereka juga sudah bisa berbaur dengan semua siswa-siswi di kelas X-1. Selama satu minggu ini, selain tekun mengikuti pelajaran di kelas, Elizabeth juga tidak lupa dengan tugas dan kewajibannya sebagai Wakil ketua kelas. Ia selalu membantu Nathan untuk mengurus kelas X-1. Siswa-siswi di kelas sudah mulai nyaman dengan mereka berdua sebagai Ketua kelas dan Wakil ketua kelas. Grace tidak mau kalah dari saudara kembarnya itu, ia mendapatkan dua orang teman baik di kelasnya, yaitu Tasya dan Irene. Grace, Tasya, dan Irene mempunyai satu kesamaan, yaitu sangat fashionable. Setiap kali istirahat, Grace selalu bersama mereka berdua pergi ke kantin untuk makan dan ngobrolin masalah fashion, sementara Elizabeth masih dengan tiga sahabat lamanya itu.

Hari ini telah masuk minggu kedua selama belajar di SMA, waktunya dimana mereka akan mendapatkan banyak PR, tugas kelompok maupun kuis di kelas. Elizabeth dan Grace harus lebih rajin dan giat belajar lagi supaya bisa mendapatkan nilai yang bagus dan bisa membanggakan kedua orang tua mereka.

 Jam baru menunjukkan pukul 5, Elizabeth sudah bangun dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Sebelumnya ia tidak pernah bangun sepagi ini, ia sendiri pun sangat terkejut melihat dirinya yang biasanya sedikit malas untuk bangun awal, tiba-tiba hari ini pagi-pagi sudah bangun dan sangat bersemangat. Dalam hatinya berkata apakah hari ini akan terjadi sebuah kejadian yang sangat luar biasa? Ia pun tidak berani untuk teralu berharap. Setelah cuci muka dan gosok gigi, ia sempatkan diri untuk melakukan senam pagi selama 30 menit, setelah itu ia pergi mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

“Grace, bangun, sudah jam 6 lewat nih, nanti kita telat loh,” kata Elizabeth sambil membangunkan Grace yang masih tidur nyenyak.

“Biarkan aku tidur 10 menit lagi Eliz, masih ngantuk,” jawab Grace sambil menguap dan menutupi mukanya dengan selimut.

“Tidak bisa, nanti kita telat. Ayo cepat mandi!” suruh Elizabeth sambil menarik Grace masuk ke dalam kamar mandi.

“Iya, iya, aku bisa ke kamar mandi sendiri, tidak perlu kamu yang paksa,” kata Grace sambil ngomel-ngomel ke Elizabeth.

Elizabeth segera turun ke bawah untuk sarapan. Ketika ia sedang menikmati sepotong roti panggang dan segelas susunya, Grace pun datang menghampiri mereka.

“Grace, ada apa dengan mukamu? Kamu make-up ya?” tanya mama dengan sedikit terkejut melihat muka Grace dimana alisnya lebih tebal dari biasanya dan bibirnya telah diolesi lipstik berwarna merah muda.

“Iya ma, dikit doang kok, teman-teman aku juga ada yang make-up,” jawab Grace sambil mengambil sepotong roti panggang di mejanya dan menyantapnya.

“Guru-guru di sekolah tidak marah?” tanya mama dengan curiga.

“Tidak ma, tanya aja Eliz,”

“Selama ini sih guru-guru tidak pernah marah, tapi kalau bisa jangan deh Grace,” kata Elizabeth dengan sedikit khawatir.

“Ah, kamu terlalu takut sama guru-guru, percaya deh, tidak bakalan dimarahi kok,” jawab Grace dengan kesel.

“Besok-besok jangan lagi ya Grace, mama tidak mau kalau kamu dimarahi sama guru-guru,” kata mama dengan tegas.

“Sudalah ma, lagian Grace juga sudah make-up, jangan dipermasalahkan lagi. Kamu juga ya Grace, ingat kata-kata mama kamu, mulai besok jangan lagi,” kata papa sambil mengingatkan anaknya itu.

“Iya......”

“Sudah, ayo cepat habisin roti sama susunya, habis itu kita berangkat,” kata papa yang sudah selesai sarapan sambil mengambil jas dan tasnya di kursi samping, lalu menuju ke ruang tamu menunggu kedua putrinya selesai sarapan. Sepuluh menit kemudian Elizabeth dan Grace menuju ke arah papa mereka dan berangkat bersama.

Ketika sampai di sekolah, Elizabeth dan Grace langsung menuju kelas mereka. Mereka meletakkan tasnya di dalam laci, kemudian mengeluarkan buku paket bahasa inggris dan buku catatan bahasa inggris lalu meletakkannya di atas meja mereka masing-masing.

“Tring...tring...tring...,” bunyi bel masuk berbunyi, semua siswa-siswi yang masih berada di luar dengan cepat masuk ke kelas mereka masing-masing dan menyiapkan buku pelajaran yang akan mereka pelajari pada pagi hari ini.

Tidak lama kemudian, seorang wanita sekitar umur 35 tahun dengan rambut diikat ala ekor kuda, memakai kemeja hitam dan rok bahan hitam selutut masuk ke kelas X-1. Beliau adalah guru mata pelajaran bahasa inggris untuk seluruh kelas X, namanya adalah Mita, anak-anak memanggil ia dengan sebutan Miss Mita.

“Anak-anak, hari ini ibu punya tugas kelompok buat kalian semua. Satu kelompok terdiri dari dua orang saja,” kata Miss Mita sambil menulis tugas yang akan diberikan kepada siswa-siswi di papan tulis.

“Miss, apakah anggota kelompoknya kami sendiri yang tentukan?” tanya Grace.

“Tidak, nanti kalian akan cabut undi. Karena jumlah semua siswnya adalah 40, dan kebetulan siswanya ada 20 orang dan siswnya ada 20 orang, maka satu kelompok terdiri dari 1 siswa dan 1 siswi,” kata Miss Mita sambil menyiapkan nomor undiannya.

Semua siswi di kelas X-1 mulai heboh setelah mendengar penjelasan dari Miss Mita. Mereka takut nanti akan mendapatkan pasangan kelompok yang nakal seperti Sonny, Jason, dan Robert. Tidak lama kemudian Miss Mita ke tempat mereka satu per satu untuk ambil undian. Semua siswi mulai takut dan deg-degan untuk mengambil nomor undian. Dalam hati mereka berdoa supaya tidak dapat pasangan anak-anak yang nakal.

“Kamu nomor berapa Eliz? Aku dapat nomor 4 nih, jelek banget angkanya,” kata Grace sambil mengeluh.

“Aku nomor 10 Grace,” jawab Elizabeth.

Setelah semuanya sudah melihat nomor yang telah diambil mereka masing-masing, Miss Mita pun mulai mencatat nama-nama mereka sesuai dengan pasangan mereka masing-masing. Entah semalam habis mimpi apa, Grace mendapatkan pasangan siswa yang super bandel, yaitu Jason. Dengan wajah yang cemberut melihat arah ke Jason, Jason pun membalas tatapan Grace dengan sebuah kedipan mata, Grace merasa ilfell, lalu ia membuang mukanya dan melihat ke arah depan lagi. Berbeda dengan Grace, Elizabeth malahan mendapatkan pasangan yang super pintar, yaitu sang Ketua kelas Nathan. Pada saat itu Grace sedikit cemburu dengan saudara kembarnya itu, kenapa dirinya tidak bisa seberuntung saudara kembarnya itu.

Lihat selengkapnya