Sebelum menutup mata ...
Hamparan ilalang rumput dan semak belukar hijau terhempas terjaga bangun dari tidur, karena hempasan semilir angin beratap langit sendu kelabu.
Gerakannya setiap relung dedauan dan ilalang terasa pilu mengulik hati, mengundang sedih perlahan diratapi tangisan sedih.
Tidak tahu siapa yang mengundang rintik hujan dari langit, sungguh menggigil kedinginan seluruh sekujur menahan dingin. Tubuhnya kurus berwajah tirus, seraya berharap kebaikan dari Sang Pencitpa.
Dalam pangkuan dan pelukan pergelangan tangan tidak akan pernah terlepas walau sesaat, tetesan air mata terjatuh sembabi wajah lusuh dan berkerut tua tidak berdaya. Pakaiannya saja kumal dan penuh bercak noda kesedihan, yang kian berkepanjangan sebagai pemuja kesukaran hidup yang kian melekat pada jati dirinya.
"Ayah mau, kamu tetap meneruskan usaha ini," sekali terucap dari bibir pucat bergetar.
Dua matanya sudah celong berlingkar kelopak mata hitam, tulang pipinya sudah tirus menghitam, sekujur tubuhnya sudah kurus hanya melekat kulit dan dan tulang. Mungkin, itu kata-kata pesan wasiat terakhir dari lelaki tua yang ingin pada anaknya agar meneruskan usahanya.
"Ayah yakin, dengan usaha yang kita rintis bersama ini. Akan menjadikan kamu memiliki segalanya," yakinkan lagi Barus pada anaknya.
Sekali husapan telapak kanan penuh kehangatan disertai kesedihan dengan tangisan sesengukan, seraya hatinya kian bergetar takut akan kata-kata terakhir itu akan jadi petanda hidup terakhir ayahnya menuturkan wasiat pesanan terakhir.
Hanya kecupan bibir mendarat pada kening berkerut ayahnya, kian tertetes air mata pada wajah ayahnya berharap ada kebaikan dari Sang Pencipta, agar tidaklah memanggil lelaki tua itu yang sepanjang hari sudah sakit-sakitan.
Gubuk kecil dikelilingi ilalang rerumputan dan semak belukar, langit makin beratap sendu senja sebentar lagi akan kembali pada peraduan langit malam. Makin terdengar dari dalam gubuk suara sesengukan tangisan, diiringi dengan suara nyanyian kesedihan cinta nyamuk-nyamuk berterbangan.
"Tidak Ayah," sahut lelaki tampan bertubuh kurus dan berwajah tirus.
"Mungkin, ini jadi malam terakhir Ayah menemani kamu. Ayah sepertinya tidak akan lagi sanggup bertahan dan menolak rahasia Sang Pencipta dengan sakit yang Ayah. Mungkin ini waktunya Sang Pencipta menjawab semua rahasianya, bila maut, rejeki dan jodoh akan berakhir malam ini untuk Ayah. Ayah mau kamu teruskan semua usaha Ayah ini. Karena semua ini akan menjadikan kamu memiliki segalanya James," tandas seraya menuturkan keyakinan pada James.
Lihat saja disekeliling dalam gubuk berlantai tanah kering sudah mengeras, banyak sekali baki-baki plastik dan toples kaca berisi jentik-jentik nyamuk.
Bisa saja dari jentik-jentik nyamuk itu, yang adalah telur-telus nyamuk siap menetes dan menjadikan sarang nyamuk. Menjadikan Barus terinfeksi virus dengue sekujur tubuhnya dengan sudah tergigit nyamuk aedes aegypt.
"Prok!"