Natasya POV
Hay kenalin nama aku Natasya. Anak tunggal dari keluarga Mahendra, pemilik perusahaan terkemuka di negara ini. Aku hidup dengan sangatlah layak, apa yang aku inginkan selalu ada dan terpenuhi. Semua selalu memberikanku yang terbaik dari yang terbaik. Ayah yang dikenal sebagai pengusaha terkenal menjadikan hidupku selalu di pandang. Tidak ada yang berani menghina ataupun berbuat buruk terhadapku. Hidupku penuh dengan gelimang harta, dan teman yang aku miliki sangatlah banyak.
Malam ini aku, ayah dan ibu sedang makan malam seperti biasa. Walau ayah dan ibu adalah seorang pembisnis mereka sangat memperhatikanku, sayang dan selalu ada untukku. Kata orang, suami istri yang penggila bisnis gak akan berpaling dari pekerjaannya dan sangat mencintai pekerjaannya, tapi perkataan itu tak berlaku untuk ayah dan ibuku. Nyatanya mereka sangat memperhatikanku anak mereka. Memang mereka mencintai pekerjaan mereka ayah yang seorang wirausaha dan ibuku yang seorang desainer tapi meraka tak pernah luput untuk meluangkan waktu mereka demi keluarga.
Bunyi sendok dan piring yang saling beradu menjadi suara yang sangat berpadu di meja makan. Belum ada yang membuka suara, biasanya ayah akan menanyakanku atau sekedar membuat lelucon tapi telah hampir selesai makan dan ayah belum membuka pembicaraan.
"Tasya... " panggil ayah pada akhirnya setelah selesai menghabiskan makanannya.
"Ya ayah.. " responku masih memakan sayur kesukaanku yang di buat bibi yang tinggal sedikit dalam piringku.
"Kami ingin berbicara serius denganmu sayang" kini ibu yang berbicara.
"Kita akan makan malam dengan keluarga tante Miranda dan om Eland temannya ibu dan ayah." lanjut ibu sambil tersenyum kepadaku.
"Oh kapan yah?" tanyaku kini kepada ayah.
"Lusa sayang dan kita akan membahas perjodohan kamu dengan anak tante Miranda" jawab ayah yang membuatku terkejut.
"Bu~ tasya gak mau di jodohin. Tasya bisa cari sendiri" ujarku kepada ibu dengan memelas.
"Tidak bisa sayang.... Kami telah berjanji untuk menjodohkan anak kami kelak, dan kau telah sangat mengenal tante Miranda kan" jawab ibu masih membujukku.
"Ya ibu Tasya tau tapi Tasya gak pernah tau anak tante Miranda yang mana, bahkan ketemu aja gak pernah. Gimana Tasya mau ama dia bu" rengekku pada ibu. "Please yah .... Jan kaya gini kenapa,,, Tasya gak mau" rengekku kembali sama ayahku.
"Hah... Maaf sayang, ini telah jadi final kami, dan lusa Kita akan datang ke acara makan malam dengan keluarga om Eland" final ayah yang membuatku bertambah muak dengan semuanya.
"Please ayah... Ibu... Tasya udah dewasa, bisa cari sendiri. Emang masih ada ya, jodoh jodohan kaya gitu?" ucapku masih kesal dengan keputusan mereka.
"Hah... Tasya ini demi kamu, kami sudah memutuskan, bila memang kamu gak suka ama dia. Baik kami batalkan tapi, kamu saja belum mengenalnya sayang. Bisakah kamu untuk mengenalnya terlebih dahulu?" ujar ibu.
"Ini demi kamu sayang. Seperti yang ibu bilang kalo kamu gak suka maka kami gak jadi jodohin kamu" ucap ayah.
"Bener,,, apa kalian gak bohong?" tanyaku meminta keyakinan.
"Ya,, tapi kamu harus tetap mengenalnya terlebih dahulu, 3 bulan. Ayah kasih kamu waktu 3 bulan untuk memgenalnya. Klo kamu bener bener gak suka sama dia maka kami akan membatalkannya" ucap ayah padaku yang membuatku menimbang kembali permintaan mereka.
"Hah... Baik 3 bulan maka aku dapat memutuskan apa yang aku mau?" tanyaku kembali.
"Ya... Sayang" senyum Senang Ibu padaku.
"Kalo begitu, Lusa kita akan menghadiri makan malam itu, dan...." ujar ayah dan menatap padaku "kamu jangan kabur dari ayah, ayah tau watak kamu sayang" lanjut ayah yang hanya kuberi cengiran 5 jariku seperti biasa. Ayah tau apa yang akan aku rencana hingga lusa yang akan datang.
...
Pagi harinya.
"Kamu gak akan bawa mobil hari ini dan seterusnya. kamu di antar pak yono ke kampus dan akan di jemput namun, bila kamu telah bertemu dengan anak miranda, anak Mirandalah yang akan mengantar jemput kamu" ujar ayah.