Damien pov
Untuk pertama kalinya. Mama dan papa memanggilku untuk makan malam bersama. Tak biasanya mama dan papa memiliki waktu untukku anak mereka. Aku memasuki sebuah restoran yang mungkin terbilang biasa buatku dan keluarga. Resto yang mewah dan sangat berkelas tak ada yang bisa masuk ke resto ini selain memiliki undangan ataupun telah mendapatkan antriannya. Restoran ini termasuk restoran termahal dengan fasilitas pelayanan dan menejemen yang sangat baik, maka tak heran makanan yang dijual pastinya lezat dan tergolong sangatlah mahal. Hanya orang orang berkantong sangat tebal yang mampu memesan makanan di sini. Namun semua itu tak berarti apa apa untukku yang bisa dibilang anak dari pemilik tempat ini.
Aku Damien Eland Loenard anak dari Eland loenardo dan Miranda leonard merupakan anak tunggal. Papa yang merupakan pemimpin perusahaan terkenal dan seorang miliyarder, memiliki perusahaan di berbagai negara, Mama yang juga sama halnya dengan papa menjadikan ku anak mereka sangat banyak dipandang. Mungkin orang di luar sana menganggap bahwa anak seorang Eland leonard merupakan seorang Pangeran yang sangat cerdas dan berwibawa miliki sikap yang ramah dengan senyuman yang tampan, menjadi pria impian kalangan para wanita. Memiliki orang tua yang hebat dan kebutuhan yang selalu terpenuhi dan berlimpah dengan harta dan tahta. Namun semua itu hanyalah omong kosong tak satupun dari mereka yang merasakan apa yang telah aku jalani selama ini.
Memasuki restoran aku langsung di sambut dengan puluhan palayan dan pramusaji yang ada membungkuk hormat seraya memberi salam 'selamat datang tuan muda' kepadaku. Seorang yang sangat aku kenal menyambutku di ujung para pramusaji dan pelayan seorang pria tua dengan jas formal yang sangat cocok untuknya menampilkan penampilan yang sangat segar seakan dia masih berumur muda padahal iya telah berumur lebih dari 40 tahun saat ini. Pria tua itu menyambutku dengan senyuman hangat.
"Selamat datang tuan muda, tuan dan nyonya telah memunggu anda di dalam. " ujar pria tua yang tak lain adalah sekretaris pribadi sekaligus tangan kanan papa.
Aku hanya diam dan langsug memasuki ruangan itu terlihat papa dan mama sedang berbincang dengan sangat nyaman penuh canda.
"Nah El.. Damien telah datang sebaiknya kamu jangan seperti itu lagi. " mamalah yang pertama kali menyadari kehadiranku.
"Tak perlu sungkan nyonya, ini hanya saya" ujarku seketika mama memandangku dengan rumit.
"Damien... " kini papa yang mulai angkat biacra.
"Kenapa tuan Eland? " tanyaku kini kepada ayah yang masih menahan emosi.
"kau... " belum selesai papa berkata, mama telah memotong ucapan papa terlebih dahulu.
"El.. Tenang" mama menenangkan papa dan memberikan senyuman kepadaku. "Damien sini kita makan malam bersama, sekaligus ada yang ingin kami bicarakan denganmu" lanjut mama dengan menepuk kursi kosong di sebelahnya.
Aku duduk di kursi itu hanya diam, mereka tak banyak berbicara ataupun sekedar bertanya keseharianku.
Papa yang mulai tenang akhirnya membuka suara. "Kami berencana menjodohkanmu dengan salah satu anak sahabat sekaligus rekan bisnis papa, lusa kita akan makan malam bersama mereka jadi kau harus datang" ujar papa menjelaskan kepadaku.
"Kenapa mendadak? Dan kalian tak berbicara terlebih dahulu kepadaku." kataku membuat papa kembali emosi.
"Ini semua kami lakukan untukmu" terlihat papa menahan emosinya kali ini.
"Bukan untukku tapi untuk bisnis kalian" jawabku yang membuat papa kali ini benar benar emosi namun mama menahan kembali papa.