Sesampainya di tempat yang menjual jagung rebus gue pun langsung memesan 1 jagung rebus, sementara itu Alvin sedang mengejar gue, dan setelah Alvin sampai juga Alvin pun menegur gue bahwa gue lari seperti tadi itu sangat berbahaya, dengan langsung gue pun meminta maaf kepada Alvin, dan Alvin pun memaafkan gue.
"Elu serius mau makan lagi?" Tanya Alvin dengan heran.
"Iya jelas, gue udah pesan 1 jagung rebus." Jawab gue.
"Parah sih, tadi udah makan padahal." Ucap Alvin dengan terheran.
"Elu mau Vin?" Tanya gue.
"Nggak, gue udah kenyang." Jawab Alvin sambil menggelengkan kepalanya.
"Iya udah." Ucap gue.
"Elu masih lapar ya?" Tanya Alvin.
"Iya." Jawab gue.
"Yang benar?" Tanya Alvin.
"Iya benar." Jawab gue.
"Masih lapar?" Tanya Alvin.
"Iya Alvin, gue masih lapar." Jawab gue dengan tegas.
"Gila ya, hebat banget gue masih nggak nyangka." Ucap Alvin.
"Iya mumpung di traktir sama elu." Ucap gue.
"Emang elu suka jagung rebus?" Tanya Alvin.
"Suka, gue dari kecil udah suka makan jagung rebus." Jawab gue.
Ibu penjual jagung rebus itu pun telah selesai membuat pesanan gue, dan Alvin pun membayar jagung rebus gue. Gue, dan Alvin pun duduk di sebuah kursi yang letaknya tidak jauh dari tempat yang menjual jagung tadi. Gue pun memakan jagung rebus tersebut.
"Enak nggak jagungnya?" Tanya Alvin.
"Enak kok." Jawab gue sambil memakan jagung rebus.
"Ooo oke." Ucap Alvin.
"Elu mau?" Tanya gue sambil menawarkan jagung rebus.
"Nggak, makasih." Jawab Alvin.
"Gue itu udah jarang makan jagung rebus kayak gini, karena makanan kayak gini itu udah jarang yang jual, sederhana, murah, dan enak." Ucap gue.
"Lahap banget makannya, hati - hati nanti tersedak." Ucap Alvin dengan tertawa kecil.
"Perhatian banget elu sama gue." Ucap gue.
"Emang harus gitu, dan elu pasti senang kan gue perhatiin?" Tanya Alvin.
"Bisa iya, bisa juga nggak." Jawab gue.
"Maksudnya?" Tanya Alvin dengan bingung.
"Gini, gue senang sih bisa di perhatiin sama elu atau sama orang lain, tapi jangan sampai perhatiannya itu lebay, maksud gue yang lebay itu kayak yang terlalu over yang berlebihan, karena kalau terlalu over gitu gue juga nggak suka sih, dan nggak tau kenapa gue risih aja." Jawab gue dengan serius.
"Oke, gue nggak akan perhatian yang terlalu berlebihan lagi sama elu, cukup biasa - biasa aja." Ucap Alvin.
"Yang berlebihan nggak bagus juga kan?" Tanya gue.
"Nggak bagus dong." Jawab Alvin.