Setelah gue, dan Alvin pergi dari tempat yang menjual jagung rebus tadi sekarang kami berdua sedang jalan - jalan dengan berjalan kaki sambil menikmati malam yang sangat sejuk. Suasana pada saat kami jalan - jalan sangat sepi hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Gue, dan Alvin hanya berdua melewati jalan tersebut.
"Gue suka sama suasana yang sejuk kayak gini, sunyi, sepi, dan entah kenapa setiap gue ngerasain suasana kayak gini gue menjadi lebih tenang." Ucap Alvin secara tiba - tiba.
"Iya, gue juga suka, nyaman aja gitu bawaannya ya." Ucap gue.
"Suasana sejuk kayak gini itu mirip sama elu Raina." Ucap Alvin.
"Elu gombal lagi Vin?" Tanya gue.
"Nggak, tapi sekarang ini gue serius." Jawab Alvin.
"Maksudnya?" Tanya gue.
"Semenjak Ibu gue meninggal gue nggak pernah dapat lagi yang namanya suasana sejuk, karena Ayah gue selalu marah - marah, dan kami berdua kingdom pun sering berkelahi, dan semenjak gue ketemu sama elu gue menjadi sejuk, damai, dan bahagia." Jawab Alvin dengan perasaan sedih.
"Sorry ya Vin." Ucap gue dengan perasaan bersalah.
"Gue itu udah kesal sama Ayah gue, dan gue nggak tau harus gimana lagi sama Ayah gue, gue udah nggak kuat asli." Ucap Alvin.
"Elu nggak boleh gitu Vin, setiap orang itu pasti punya kesalahannya masing - masing, dan kita semua harus bisa untuk saling memafkan, kita harus melupakan kesalahan mereka juga, karena kalau kita nggak bisa memafkan lama - kelamaan akan menjadi dendam, dan dendam itu nggak bagus." Ucap gue dengan serius.
"Iya gue tau, tapi kenapa Ayah gue harus marah - marah gitu?" Tanya Alvin.
"Alvin, setiap orang tua itu punya cara yang berbeda - beda untuk menunjukkan kasih sayang kepada anaknya, gue yakin kok kalau Ayah elu pasti sayang sama elu, dia marah sama elu itu artinya dia ngasih tau elu untuk menjadi anak yang baik ya mungkin bagi elu marahnya Ayah elu itu marah beneran, padahal nggak, Ayah elu itu sayang banget banget banget sama elu Vin, dan kalian berdua harus saling jaga." Jawab gue dengan serius.
"Makasih ya Raina." Ucap Alvin.
"Coba deh elu mencoba untuk saling memafkan." Ucap gue.
"Iya, gue coba." Ucap Alvin.
"Elu masih beruntung punya Ayah Vin, sementara gue udah nggak punya Ayah, dan Ibu, jadi intinya kalian berdua itu harus saling memberi kasih sayang, saling jaga, dan juga saling memafkan." Ucap gue dengan serius.
"Sorry Raina, dan makasih banyak ya." Ucap Alvin dengan sedikit tersenyum.
"Iya, udah nggak usah sedih lagi, elu harus semangat." Ucap gue dengan tertawa kecil.
"Oke, gue nggak sedih lagi." Ucap Alvin.
"Coba senyum dulu dong, gue mau liat senyum elu, please." Ucap gue.
"Elu mau liat senyum gue?" Tanya Alvin.
"Iya." Jawab gue sambil mengangguk.
"Yakin?" Tanya Alvin lagi.
"Iya jelas dong." Jawab gue.
"Nih, senyum gue yang lebar banget, kayak jidat elu." Ucap Alvin sambil bercanda.
"Biarin, itu kan kalau elu senyum ganteng, kalau elu sedih elu itu jelek." Ucap gue dengan tertawa kecil.
"Tapi kalau gue jelek elu masih suka kan sama gue?" Tanya Alvin sambil bercanda.
"Banyak omong ya elu." Ucap gue sambil memukul pindah Alvin.
"Udah ngaku aja." Ucap Alvin.
"Gimana ya?" Tanya gue dengan bingung.
"Ayo cepet jawab." Ucap Alvin.
"Elu nggak boleh tau, dan itu rahasia." Ucap gue sambil bercanda.
"Gue tau jawabannya, pasti elu suka dong." Ucap Alvin dengan tertawa kecil.
"Terserah elu dah." Ucap gue.
"Berarti kalau terserah kayak gitu, elu suka." Ucap Alvin dengan bahagia, dan tertawa kecil.
"Gitu dong, semangat, tertawa, dan bahagia, biar semangat elu nular ke gue." Ucap gue.
"Kalau rasa suka boleh nular nggak?" Tanya Alvin sambil bercanda.
"Terserah." Jawab gue
"Berarti boleh." Ucap Alvin.
"Vin, ngomong - ngomong nih, menurut elu dari sekian makanan yang tadi kita udah coba, elu suka yang mana?" Tanya gue.
"Kalau gue suka sama elu." Jawab Alvin sambil bercanda.
"Beneran Alvin, gue serius, ayo coba jawab, apa yang elu suka?" Tanya gue dengan sedikit kesal.
"Dari sekian makanan yang kita coba tadi gue paling suka sama nasi goreng seafood yang pertama, dan gue bingung jelasin rasanya kayak gimana, intinya itu enak pake banget, apalagi porsi nasi goreng itu juga banyak kan jadi nggak rugi sih." Jawab Alvin dengan serius.
"Ooo gitu." Ucap gue sambil mengangguk.
"Kalau elu suka makanan apa yang tadi kita beli?" Tanya Alvin.
"Gue semuanya suka kok." Jawab gue dengan bercanda.
"Jelas iya kan gue traktir, dan elu emang suka makan kan." Ucap Alvin dengan tertawa kecil.
"Tapi ini gue serius, makanan yang paling gue suka tadi yaitu jagung rebus, karena gue udah lama nggak makan itu, dan akhirnya ketemu." Ucap gue dengan tersenyum.