"Ih, cowok gue gak peka banget. Heran, deh." Entah sudah berapa kali Sisi mengeluhkan hal yang sama, seolah tak ada topik obrolan lain di kepalanya.
"Ya, lo juga, sih. Udah tau cowok lo begitu masih aja dipacarin." Joana menanggapi ketus sambil memainkan sedotan es jeruk di hadapannya.
"Abis gimana, dong? Gue tuh sayang banget sama dia, Jo. Lo, kan, juga punya cowok. Masa gak paham, sih, yang gue rasain?" Sisi masih membela pacarnya, meskipun di saat bersamaan cewek itu juga kesal setengah mati.
"Lagian lo tiap hari keluhannya selalu sama, 'cowok gue gak peka'. Bosen tau dengernya. Gue yakin si Kyna diem-diem juga ngerasa hal yang sama kaya gue. Ya, kan?" Joana menyenggol lengan Kyna yang sedari tadi asyik menyeruput jus melon kesukaannya. Cewek itu tampaknya tidak begitu peduli dengan obrolan kedua sahabatnya.
"Eh? Kenapa?" Kyna yang tiba-tiba diajak bicara sedikit terkejut.
"Ah, dia sih gak bakal paham yang kita obrolin. Pacaran aja belom pernah." Terlihat senyum sinis di wajah Sisi.
"Parah lo kalo ngomong. Jangan masukin hati, Kyn. Tau sendiri, kan, Sisi kalo ngomong gak disaring." Joana mencoba bersikap netral sekaligus membuat Kyna tidak merasa tersinggung.
"Hmm, ngomongin cowok Sisi lagi, ya? Tenang Jo, gue udah mulai kebal sama omongan nusuknya Sisi. Lagian bener juga kalau gue belom pernah pacaran." Diluar dugaan Joana, Kyna justru menanggapi kata-kata menusuk Sisi dengan santai.
Dalam lingkaran persahabatan ketiga gadis itu, Kyna memang yang paling tidak banyak bicara jika topik perbincangan mereka mulai menyangkut pada hubungan percintaan. Bukannya Kyna apatis dan tidak peduli dengan masalah sahabatnya, tapi hal itu dilakukannya memang karena Kyna merasa percintaan bukanlah topik obrolan yang dikuasainya.
Ya, meskipun usia Kyna kini sudah menginjak 20 tahun, cewek itu masih santai dan tidak menganggap penting hubungan percintaan. Entah mengapa, dirinya belum tertarik untuk berpacaran. Padahal di usia yang sama, kedua sahabatnya, Sisi dan Joana masing-masing sudah mempunyai dua mantan pacar.
"Tapi ngomong-ngomong, lo gak pengen gitu, Kyn, punya pacar?" Joana melirik ke arah Kyna yang duduk di sebelahnya.
"Nggak." Kyna menjawab singkat.
"Tapi kalau naksir cowok pernah, dong?" Kini Sisi yang bertanya. Cewek itu terlihat sangat antusias menanti jawaban Kyna.
"Pernah, sih, beberapa kali. Hmm, SMP sama temen sekelas. Terus SMA sama kakak kelas. Tapi gue bingung, itu masuknya naksir atau sekedar mengagumi, ya? Soalnya gue cuma suka aja ngeliat mereka yang jago main basketnya. Anehnya, pas salah satunya nembak gue, guenya ragu-ragu." Kyna menjawab sambil menengadah, mencoba mengingat beberapa hal di masa lalu.
"Setidaknya sekarang kita tau kalau lo masih normal karena masih tertarik sama cowok. Gue sempet mikir lo tuh anti sama makhluk bernama cowok. Paham, kan, maksudnya?" Tawa Joana meledak membayangkan kalau sahabatnya itu benar-benar seperti yang dia duga.