Saat Jefri pergi ke kota, rumah Sania kedatangan tamu spesial. Kartika, anak Pak Kades, datang dengan senyum ceria mengendarai motor maticnya yang mengkilap.
"Assalamualaikum!" serunya riang.
Sania yang sedang duduk di beranda langsung bangkit. Buku yang sedang ia baca diletakkan di atas meja di samping kursi. Ia menyambut teman karibnya dengan senyum semringah.
"Wa’alaikumussalam! Eh, Tika! Tumben main sendirian ke sini, ada angin apa?" tanya Sania sambil meraih tangan Kartika dan menariknya duduk di kursi.
Putri pak kades itu tertawa ringan. "Kebetulan aku lewat sini. Sekalian mampir pengen main aja. Kebetulan juga kalau kamu tidak sedang mengajar. Aku lagi mencoba kabur sebentar dari skripsi, otak udah panas!"
Sania ikut tertawa. "Kebetulan sedang tidak ada jadwal mengajar. Aku juga udah pusing baca referensi. Bagaimana skripsimu? Sudah hampir selesai?"
"Sudah 50 persen lah. Lumayan puyeng," jawab Kartika santai.
Sania mengangguk. "Wah, hebat! Aku baru 20 persen. Baru aja mau mulai bab 2. Masih harus cari data tambahan."
Obrolan terus mengalir. Mereka saling bertukar cerita soal kampus, dosen, dan keluh kesah bimbingan skripsi.
Tiba-tiba Kartika mencondongkan tubuhnya ke depan. Matanya mencoba menelusuri setiap sudut pondok pesantren. Di wajahnya tersungging senyum menggoda.
"Eh, ngomong-ngomong... Kang Jefri lagi di mana?" tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.
Sania sedikit tertegun, tapi segera menyembunyikan ekspresinya. "Oh, dia sedang pergi ke kota, beli onderdil motor."
"Beli onderdil motor? Buat apa?" Kartika penasaran.
"Iya. Dia disuruh Abi beli onderdil untuk membetulkan motor yang rusak."
"Motor siapa yang rusak? Emang dia bisa benerin motor?" Mata kartika berbinar.
Sania hanya mengangguk. "Aku sampai lupa. Mau minum teh atau kopi, Tik? Ngobrolnya di dalam yuk."
Kartika tersenyum penuh arti. "Hebat juga. Brewok-brewok gitu, tapi jago montir! Kalau tidak merepotkan teh saja."
Sania tertawa kecil, tapi entah kenapa, ada rasa aneh di hatinya. Pikirannya dipenuhi dugaan-dugaan yang mengganggunya. Apa Kartika naksir Kang Jefri?
"Astagfirullah." Lirihnya sangat pelan.