Love Story of El Panthera

awod
Chapter #36

Cinta itu rindu, khawatir, peduli, pengorbanan dan kebaikan

Hari Minggu pagi, suasana pondok masih tenang. Di dalam kamar, Jefri duduk bersandar di dipan, betisnya yang diperban masih terasa perih karena jahitan semalam. Ia tak bisa banyak bergerak dan hanya beristirahat. Tak lama kemudian, beberapa santri datang menjenguk.

"Kang Jefri, gimana lukanya?" tanya Hilman, santri kecil yang paling cerewet.

"Gak apa-apa, cuma luka kecil.” Jawab Jefri sambil tersenyum, meskipun sebenarnya masih terasa nyeri.

Santri lain ikut bertanya macam-macam, mereka penasaran bagaimana ia bisa mengalahkan perampok hanya dengan kain sarung.

"Kang Jefri. Jurus sarungnya hebat. Set..set..set..!! " ujar salah satu santri sambil mempraktikkan jurus yang digunakannya saat melawan perampok semalam. "Ajarin kami jurus silat pakai sarung dong!"

Jefri hanya tertawa, "Boleh, tapi nanti kalau sudah sembuh ya!"

Santri-santri itu tertawa senang, lalu beranjak meninggalkannya.

Tak lama kemudian, Ustaz Khalid datang. "Bagaimana, Jef?"

Jefri mengangkat sedikit kakinya. "Cenut-cenut, Taz."

Saat suasana hening sejenak, tiba-tiba Ustaz Khalid berkata dengan nada menggoda. "Tadi malam ada yang menangis sampai matanya bengkak gara-gara kamu, Jef."

Jefri terkejut. "Siapa, Taz?"

Ustaz Khalid tersenyum penuh arti. "Bidadari pondok pesantren."

Jefri mengerutkan kening. "Siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan Ustazah Sania."

Jefri terdiam sejenak, lalu tertawa kecil, agak tersipu.

"Ah, jangan bercanda, Taz."

"Serius. Beneran." Sahut Ustaz Khalid.

Sang El Panthera hanya bisa tersenyum simpul, entah kenapa dadanya terasa hangat mendengar itu.

Ustaz Khalid menepuk bahu Jefri sambil tersenyum. "Sudah, istirahat yang banyak. Nanti kalau dia datang, jangan bikin dia makin khawatir."

Ia hanya mengangguk sambil memandangi Ustaz Khalid yang melangkah keluar dengan senyuman penuh arti.

Lihat selengkapnya