Dengan tergesa Leanna tiba di depan stasiun TV VO-Channel. Leanna segera menanyakan perihal karyawan yang dibutuhkan untuk bagian wardrobe sesuai instruksi kakek yang Leanna lupa namanya. Menurut resepsionis, Leanna harus langsung bertemu dengan Pak Chandra, General Manager di stasiun TV tersebut. Resepsionis itu pun akhirnya mengantarkan Leanna menuju ruangan sang GM untuk proses wawancara.
Setelah bertemu Pak Chandra dan melalui wawancara singkat yang terkesan seperti hanya sebuah formalitas semata, akhirnya Leanna diterima bekerja di stasiun TV tersebut tanpa syarat apa pun. Leanna akan mulai bekerja esok hari dan itu membuatnya sungguh senang sekali. Setidaknya kesulitan keuangannya bisa teratasi.
Dengan riang gembira Leanna melangkahkan kakinya menuju rumah sakit tempat sang kakek dirawat. Leanna ingin mengucapkan terima kasih pada kakek untuk apa yang terjadi padanya hari ini. Sambil membawa seikat bunga warna-warni, Leanna menyusuri koridor rumah sakit menuju ruang rawat sang kakek. Karena terlalu senang Leanna berjalan sambil tersenyum sendiri dan tak memperhatikan jalan di depannya. Tanpa sengaja dia menabrak seorang dokter yang berpapasan dengannya. Leanna pun mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah dokter tersebut dan segera meminta maaf padanya. Untuk sesaat, Leanna tertegun saat menatapnya. Paras dingin yang memikat itu berhasil membuat jantung Leanna bermaraton di dalam rongganya. Namun sayangnya sang dokter terlihat angkuh dan tak peduli. Pria itu hanya mengangguk sekilas dan langsung melanjutkan langkahnya pergi begitu saja meninggalkan Leanna yang masih diam terpaku di tempatnya.
"Sepertinya wajah dokter itu familiar. Di mana ya aku pernah melihatnya?" gumam Leanna pelan. "Tapi dokter itu sama sekali tak terlihat ramah. Pasiennya apa tidak ketakutan melihat dokter seperti itu?" gerutu Leanna pada akhirnya setelah dokter itu menjauh.
Leanna kembali melanjutkan langkahnya menyusuri lorong hingga tiba di sebuah pintu berwarna hijau dengan kaca kecil dibagian atasnya, tempat sang kakek dirawat. Dengan perlahan Leanna mengetuk pintu ruangan tersebut. Ternyata Kakek sedang membaca sebuah surat kabar di tempat tidurnya. Sang kakek pun tersenyum melihat kedatangan Leanna dan tampaknya keadaan beliau sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Bagaimana keadaan Kakek?" tanya Leanna sambil meletakkan bunga yang dibawanya ke dalam vas bunga yang ada di meja di samping ranjang Kakek.
"Baik Nak, tapi belum diperbolehkan pulang sama dokter Ardant."
"Oh ya Kek, terima kasih ya. Berkat Kakek, akhirnya aku dapat pekerjaan," kata Leanna riang.
"Tak perlu berterima kasih pada Kakek. Mungkin Tuhan yang sudah mengabulkan doamu, Nak!"
"Iya juga ya, Kek. Hmm ... Kakek, sejujurnya ruangan Kakek ini bagus sekali. Memang biayanya tidak mahal ya, Kek?" tanya Leanna polos.