LOVEGICA

andra fedya
Chapter #1

1. TERLALU SEMPURNA

"Males ah kalau perginya nggak sama lo!" tegas Brina ngambek ketika Melda, sahabatnya ogah mengantarnya ke toko buku pulang sekolah nanti. Brina sudah seminggu menunggu-nunggu momen hari ini. Kapan lagi penulis favoritnya, Dista Irianna, bikin acara bedah buku dan pengenalan literasi dengan sesi penandatanganan karya terbaru di mall yang dekat dengan sekolahnya itu? Lagian, Dista Irianna bukan penulis yang suka tampil di muka umum, yang bikin susah penggemarnya untuk bisa bertemu langsung.

"Sori banget, Bri, beneran deh, kalau nyokap nggak harus tiba-tiba ada urusan, gue pasti nemenin lo! Lo tau sendiri kan adek kembar gue buset susah banget kalo dititip tetangga. Bisa kejang-kejang tetangga gue ngurusinnya," jelas Melda sambil membereskan buku pelajarannya, memasukkan ke dalam tas.

Bibir Brina dimonyongkan ke depan sampai lima senti. Membuatnya mirip Donald Bebek tapi versi manusia cantik. "Prita juga ada les. Nissa mau nonton sama Bobby--semuanya aja sibuk sendiri," keluhnya sambil memeluk tas ransel berwarna biru mudanya.

"Kenapa nggak lo ajakin aja si Dastin," usul Melda sambil melirik Brina. "Dia pasti mau anterin lo bahkan ke ujung Pluto sekalipun! Noh ...." Melda melirikkan matanya ke kanan, ke arah bangku di pertengahan baris paling kanan. Tempat seorang cowok jangkung yang baju seragamnya dikeluarkan ngasal sedang bermain game di ponsel bersama tiga murid cowok lain. Mereka semua memasang headset atau Airpods di telinga mereka sehingga konsentrasi mereka hanya ke layar ponsel masing-masing.

Mendengar ide itu, bibir Brina semakin maju. "Ah, lo mah! Jangan dia pokoknya!" tolak Brina dengan suara mendesis pelan. "Udah susah gue nolak dia sembilan kali, dan sekarang dia udah beneran jaga jarak sama gue. Terus, apa kate dunia nih gue tiba-tiba ngajak dia nemenin gue ke toko buku! Ngaco loooo!"

"Apaan yang ngaco?" sambar Prita sambil merangkul pundak Brina dari belakang. Rambut keriting Prita yang dibiarkan tergerai mengembang mengenai hidung Brina dan membuatnya bersin.

"Prit, lo keramas pake sampo kemiri racikan si Bi Dasmih lagi ya!" protes Brina sambil mendorong sahabat yang lainnya itu.

Prita malah cengengesan. "Bau dikit nggak apalah kali. Yang penting rambut curly gue selalu cetaaaaar kayak Marilyn Monroe!"

"Marilyn Monroe apanya! Yang ada itu malah tambah ngembang kayak sarang tawon!" Brina menutup hidungnya dengan dua jari supaya tidak bersin lagi.

"Mel, lo ama ini tante rempong lagi ngomongin apaan sih?" Prita kembali bertanya.

"Ya ini, gue kan nggak bisa anterin si Brina ikut bedah buku di mall, nah gue saranin aja dia ajak si Dastin."

Refleks Prita pun mengerlingkan matanya ke arah cowok itu sebelum memandang wajah Brina. "Sumpah, gue nggak ngerti ya sama lo, Bri, kenapa sih lo segitunya banget sama Dastin! Dia suka sama lo kan dari kelas sepuluh, nyatain udah berapa kali?" Prita kembali meminta jawaban pada Melda.

Lihat selengkapnya