It's Me and Him
"Bersamamu adalah satu dari mimpiku yang menjadi nyata."
Pukul 20.50
Duduk di bangku taman sembari memandang pepohonan dengan lampu yang bisa berganti warna memang sangat pas. Indah sekali!
Daun-daun pohon itu seolah berganti warna. Berkelap-kelip merah, ungu, pink, hijau, dan biru. Sungguh memanjakan mata.
Aku sangat suka pemandangan ini, apalagi ditambah lampu taman menghiasi gelapnya malam, jembatan yang menyala di atas kolam & salju salju berjatuhan.
Ya, betul. Di sini musim salju dan terasa sangat dingin.
Sayang sekali aku harus kembali besok. Mungkin jika aku kembali ke negeri ini suatu saat nanti aku harus membawa 'bingkisan' yang berharga seperti ... salju mungkin?
"Hahaha." Tawa kecilku meluap sedikit dan menyisakan sedikit senyuman tipis di bibir mungilku.
"Hei!"
Oh, lihat! Itu Dion.
Jika kalian menebak Dion adalah pacarku, maka kalian bisa dibilang benar juga bisa dibilang kurang tepat. Sebab, satu bulan lagi kami akan menikah.
"Hei! Hei! Kenapa melamun sambil senyum sendiri gitu, ga kerasukan kuntilanak bule kan?"
"Ahh," lamunku terpecah.
"Ayo cepat masuk! Mukamu mirip kepiting rebus kalau kedinginan."