“Kita putus!”
Dara mendongakkan kepala nya, lalu menatap lawan bicara nya, “yaudah” jawab Dara sembari kembali membaca buku nya.
Adrien menatap Dara tak percaya, hampir seluruh gadis di SMA Hireth menginginkan menjadi kekasih Adrien, tapi Dara berbeda, Dara yang sudah menjadi kekasih nya malah nampak tak peduli sama sekali.
“Dar!” Dara kembali mendongak, kemudian menatap Adrien dengan tatapan tajam, “gue minta putus!” Dara berdiri dari tempat nya, “gue gak budek!”
Dara langsung meninggalkan taman dan memutuskan pergi menuju perpustakaan sekolah. Adrien membulatkan mata nya, ia benar benar heran dengan gadis itu.
Adrien menatap sekitar nya, beberapa pasang mata menatap ke arah nya, “NGAPAIN LO PADA?! KEPO BANGET JADI ORANG!” Mendengar gertakan Adrien, beberapa orang yang berada di taman langsung mengalihkan perhatian nya.
Adrien menjatuhkan bokong nya di bangku yang tadi Dara tempati. “Oi, bro!” Leon datang tanpa rasa bersalah dengan cilok di tangan nya.
Leon adalah contoh lelaki yang tidak peka, Adrien terkadang bingung, mengapa ia bisa bersahabat dengan Leon.
“kenapa si lu? Diem diem bae, nih cilok nih” ujar Leon sambil memberikan cilok ke mulut Adrien, dan Adrien tanpa sadar menerima sodoran cilok dari Leon.
Leon pun tertawa, “kenapa si bro, cerita sini ama babang Leon” ujar Leon sambil merangkul Adrien.
“rooftop, sekarang! Panggil Rey juga dah, suruh dia bawa cilok juga, gue laper!” Leon hanya mengangguk sambil terus memakan cilok nya, dan tidak menyadari bahwa Adrien sudah pergi meninggalkannya di taman.
••••••
Dara berjalan sembari menundukkan kepala, sudah hampir satu bulan ia menjadi pusat perhatian sekolah. Dan Dara sangat benci di perhatikan oleh tatapan tatapan murid yang macam macam.
“Oi, Dar!” Panggil seseorang dari arah belakang Dara. Dara menoleh, dan mendapati Alya, sahabat nya. “Lo putus sana Adrien?” Dara menghentikan langkah nya, lalu menatap sahabat nya itu,
“Secepat itukah berita nya menyebar? Kenapa sih? Gue jadian sama Adrien, gak sampe satu menit berita nya nyebar, gue putus sama Adrien, gak pake itungan detik malah berita nya nyebar” Dara memutar bila mata nya tak percaya, ia melanjutkan langkah nya menuju perpustakaan.
Alya mengejar nya, “serius?? Kok bisa? Kok lu gak keliatan sedih?” Dan masih banyak lagi pertanyaan yang Alya lontarkan selama berjalan menuju perpustakaan.
“Sssh.. berisik. Lo mau di marahin sama penjaga perpus?” Ujar Dara ketika sudah berada di ambang pintu. Alya pun menutup mulut nya, dan ikut masuk perpustakaan bersama Dara.
•••••••
Adrien duduk di atap sekolah, dengan putung rokok di tangan nya, menunggu teman teman nya datang.
Adrien masih tidak habis fikir dengan Dara, gadis itu menunjukkan kalau ia tidak peduli, Adrien menjadi penasaran sebenarnya dengan Dara. Memang Dara dan Adrien jadian bukan karena perasaan, tapi karena terpaksa dan hanya untuk status.
“Woi! Nih, cilok lu. Buang dulu tuh rokok” ujar Rey sambil menyodorkan cilok pesanan Adrien. Adrien menoleh, lalu membuang putung rokok nya dan mengambil cilok nya.
“Perasaan tadi cilok lu udah mau abis?” Tanya Adrien kepada Leon yang sedang memakan cilok nya.
“Gue beli lagi lah” jawab Leon. Adrien memutar bola mata nya dan memutuskan untuk memakan cilok nya saja.
“Kenapa? Putus lo sama Dara?” Tanya Rey to the point sambil duduk di samping Adrien.
“Iya” jawab Adrien singkat. Rey menghela nafas nya, lalu menepuk pundak Adrien.
“Terus kenapa bro? Harusnya lo seneng dong?” Ujar Rey, Adrien terdiam. Benar, seharusnya ia kan senang putus dari Dara, tapi mengapa ia malah memikirkan kenapa Dara biasa saja putus dengan nya.
“Iya juga sih, tapi aneh banget Rey, ketika semua cewek mau jadi pacar gue, itu anak yang udah jadi pacar gue, terus gue putusin, malah biasa aja. Malah kayak ngelepas beban hidup” ucap Adrien yang membuat Rey terkekeh.
“Iyalah, pacaran ama lo kan termasuk beban, diliat orang sana sini, di cuekin ama lo. Seneng lah dia ngelepas beban” jawab Rey dengan tawa nya.
“Haha. Lucu lo” Adrien melanjutkan makan ciloknya, sedangkan tanpa mereka sadari, sedari tadi Leon pergi, kembali ke kantin untuk membeli cilok lagi.
Adrien, Rey dan Leon. Benar benar tiga orang yang berbeda kepribadiannya, Adrien yang sinis kepada orang, Rey yang ramah, dan Leon yang suka bergurau.
Orang orang bingung mengapa mereka bisa menjadi sahabat lebih dari lima tahun. Mereka jelas mengenal satu sama lain, ketika ada masalah dan suasana menjadi tegang, tentu saja Leon yang meruntuhkan suasana tegang itu.