Lovesick Bear

sudarnowati
Chapter #1

Preface

Tubuhnya tak mampu lagi bertahan. Jarum infus menancap pada pergelangan tangan kirinya. Bibirnya kering kebiruan dan mulutnya menganga dimasuki selang, alat bantu pernapasan. Trakeanya terpaksa di lubangi untuk membuat jalan napas. Layar monitor berukuran dua belas inchi, mendengungkan suara. Grafik irama degub jantung terekam di sana. Manik mata hazel green tak juga menampakan pesonanya.

Ruangan bernuansa putih berukuran 4x6 meter serasa diselimuti mega. Air mata Luna mengalir membasahi pipinya. Pandangannya tak pernah sedikit pun luput dari wajah seseorang yang tengah terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Ia menyesal, terus mengulangi kebiasaannya. Selalu datang tak tepat waktu.

Boneka beruang berwarna cokelat muda dengan plester di dahinya, tergeletak di samping pemilik aslinya. Menemani setiap napas yang masih sanggup ia hembuskan. Tangan Luna terus menggenggam erat tangan seseorang yang ada di hadapannya. Pikirannya hanya dipenuhi dengan rasa penyesalan dan rasa bersalah.

Sambil berlinangan air mata dan sesenggukan, Luna berbisik, "I'm going back to the start. Come back and haunt me. Lovesick Bear."

Lihat selengkapnya