"Bel, jangan lupa besok nonton Road Runners. Abang Thomas mau cover lagunya Charlie Puth, katanya." cerita Tinah, begitu bertemu Abel di gerbang sekolah.
"Siapa, Tin? Abang Thomas? Simpenan lain? Apa peliharaan baru?" sahut Luna yang baru datang. Tinah menekuk mukanya, murung karena ceritanya dipotong oleh Luna.
Abel hanya tersenyum, melihat kedua temannya bertengkar. "Ah, gitu aja marah. Jangan marah, mending ke kelas, yuk!" ajak Luna. Ia mengelus leher Tinah yang murung. Akibatnya, Tinah kembali tertawa karena geli.
Mereka mampir terlebih dahulu ke koridor, mengambil beberapa keperluan yang sengaja di simpan di loker. Sampai di depan loker miliknya, Luna memutar angka - angka yang menjadi sandi untuk membuka loker. Loker bernomor 313, berada di sayap kanan koridor dan letaknya tepat disebelah kolom beton berukuran besar, sehingga mudah untuk mengenalinya. Tak ada seorangpun yang mengetahui kombinasi angka tersebut, selain dirinya.
"Cleek..." loker milik Luna terbuka. Ia meraih pintunya untuk membukanya lebih lebar.
"Nggiik..." pintu loker terbuka lebar. Boneka beruang berwarna cokelat jatuh dari dalam loker. Sebuah boneka tak bertuan, jatuh di atas kaki Luna. Boneka beruang berwarna cokelat dengan plester di dahinya.
"Dari siapa Lun? Secret admirer ya? Cie, Bobbie atau siapa?" tanya Tinah.
Luna memungutnya, memeriksa apakah ada tulisan atau tanda pengenal di boneka itu. Ia membolak - balikkannya. Tak ada tanda apapun. Sampai tak sengaja, ia meremas badan boneka beruang itu. Sebuah lagu terdengar.
1-2-1-2-3-4
Give me more loving than I've ever had
Make it all better when I'm feeling sad
Tell me that I'm special even when I know I'm not
Make it feel good when it hurts so bad
Barely get mad
I'm so glad I found you
I love being around you
You make it easy
Give me more loving from the very start