Seandainya aku ada disana, akulah yang akan melindungimu, menghadang segala yang dapat menyakitimu. -Lovesick Bear.
"Lun! Istirahat dulu dong! Capek tahu." teriak Tinah. Luna dan Abel ikut menghentikan langkahnya.
"Tahu nih, si Luna langsung neloyor pergi aja. Kasian Kak Yoga tahu Lun. Gimana sih lu." omel Tinah.
"Beli minum gih, Bel!" Tinah memberi beberapa lembar uang pada Abel. Meminta tolong Abel untuk membelikan minum, yang tak jauh dari mereka berdiri.
"Harusnya tadi jangan langsung pergi Lun." sambil menghabiskan minumannya, Tinah masih saja mengomel. Mereka berjalan beriringan kembali ke kelas.
"Emang mau ngapain lagi, Tin. Enggak kenal, kok tiba - tiba nembak kayak gitu. Bikin shock tau." balas Luna.
"Hai, Luna!" sapa Bobbie. Ia masih dengan gayanya, memakai t-shirt putih dan seragamnya membebat pinggangnya. Luna yang sedang berbincang di depan kelas, dibuat kaget dengan kehadirannya. Dengan malu-malu, ia membalas sapaan dari Bobbie, "Hai, juga." Entah mengapa, setiap bertatap muka dengan Bobbie, Luna merasa jantungnya bekerja lebih keras. Sekuat apa ia menahannya, hal itu selalu terjadi.
"Hai, my sweetheart!" ujar Tinah. Tak lupa ia melambaikan tangannya kepada Bobbie, ia memasang wajah genit. "Makasih ya, bonekanya. Lucu deh! Besok gantian Tinah, ya yang dikasih." Tinah sengaja mengelus dada Bobbie yang bidang. Tangannya tak bisa berhenti meraba - raba tubuh Bobbie.
Mendengar ucapan Tinah, membuat Luna kalang kabut. Ia menghentakan kakinya diatas kaki Tinah. "Aduuh, apaan sih Lun? Ganggu momen Tinah aja." ujarnya kesal. Ia menghentikan permainannya dan menarik lengan Abel masuk ke dalam kelas.
Tinah menyambut kedatangan Luna dengan pertanyaan-pertanyaan aneh. "Ngapain aja Lun? My Sweetheart lo apain? Kemana aja?"
"Haah, kita cuman mengobrol di depan kelas." jawab Luna sambil mengibaskan kedua tangannya. "Yakin?" tatapan mata Tinah seakan mencurigai Luna melakukan hal yang macam - macam. "Lo nggak diapa-apain sama dia? Ciuman? Pelukan?" Luna hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Seorang gadis yang baru saja masuk ke kelas, berlari menghampiri Luna. Namanya Amilia Titania atau panggilannya Mili. Absen pertama dari kelas M1-3. Tak segan ia memegang kerah baju Luna. Segerombolan siswi lain langsung mengelilingi Luna. "Kenapa lo jalan sama Kak Bobbie? Lo nggak tahu kalau dia itu...."
Belum sempat Mili menyelesaikan kalimatnya, seorang guru masuk ke dalam kelas. Mili melepas cengkramannya dan berbisik," Kita lanjutkan pulang sekolah. Urusan kita belum selesai." Ia pergi ke tempat duduknya yang berada di baris tengah. Menatap tajam Luna dengan penuh kebencian. Luna hanya bisa menelan ludah.