Lovesick Bear

sudarnowati
Chapter #11

Road Runners

Rasanya menjadi aku, sama dengan jalanan yang kau lewati untuk sampai ke sekolah. Begitu saja, selalu sama tiap harinya dan kamu hanya lewat. —Lovesick Bear

"Bentar lagi jam sembilan, Bel. Road Runners. Ayuk Lun!" Tinah menarik paksa tangan Luna dan Abel. Tinah, Luna, dan Abel berbondong-bondong memasuki lapangan. Masih ada banyak waktu untuk mengunjungi beberapa stand ekskul dan menentukan pilihan ekskul yang akan dilakoni selama tiga tahun kedepan dan untuk urusan ini, Tinah tak mau ketinggalan.

Mereka berjalan ke arah panggung portabel yang biasa digunakan untuk upacara bendera. Ukurannya lumayan besar, sekitar 5x6 meter dan tingginya 40 centimeter. Di atasnya terpasang satu drum set, gitar, bass, dan stand microphone yang berdiri tegak. Di bawah panggung, telah ramai dengan sorak - sorai penonton. Beberapa membawa bendera bertuliskan Road Runners, foto personil Road Runners, dan berbagai atribut merchandise dari Road Runners.

"Road Runners apaan sih, Tin?" tanya Luna sesampainya di kerumunan penonton.

"Masak lo nggak tahu sih, Lun. Mereka ini band sekolah yang udah terkenal di seantero jagad. Mereka udah punya fanbase, album, malah katanya sebelum Kak Thomas lulus, mereka mau bikin album lagi, tapi kolaborasi sama vokalis baru. Ganteng banget, sumpah, Lun." Tinah mempromosikan band favoritnya.

Luna masih belum mengerti. Ia juga tak pernah dengar kalau SMA Nusantara memiliki band sehebat itu. Atau ini cuma cerita Tinah yang hiperbola.

"Kak Thomas jadi keluar ya?" tanya Abel.

"Jadi, habis lulus ini, dia mau kuliah ke Belanda katanya. Sedih banget deh. Enggak tahu ya, kalo vokalis barunya jelek, gue enggak mau jadi penggemarnya lagi. Kak Thomas terlalu keren tahu. Kak Thomas enggak tergantikan pokoknya. Lihat deh di Youtube channel-nya Gossip @School! Lengkap disana, Lun."

Luna teringat akan percakapannya dengan Bobbie tempo hari. Robbie yang sedang mengikuti audisi Road Runners. Apa ini yang dimaksud Bobbie?

"Personilnya ini ya Lun, ada Thomas Jefferson, kelas M3-1, tinggi, rambut blonde, mancung, aku banget deh dan suaranya aduh, bikin meleleh. Romantis, jago bikin lirik, main gitar. Perfect bangetlah." Tinah menunjukan foto yang ia simpan di ponselnya. Tiga orang lelaki berdiri berjajar, berseragam SMA Nusantara, sama seperti yang mereka pakai.

"Adrian Dewandaru juga keren, Lun. Rambutnya lucu, keriting - keriting kayak mie, pake kacamata, kulitnya eksotis, jago ngebass." Abel ikut menjelaskan. Ia menunjukkan orang yang ia maksud, di foto yang ditunjukan Tinah.

"Satu lagi sekalian Bel. Ada si bad boy, Lewi Christian, drummer, jago surfing pula, eksotis, badannya uuh. Ga kuat, Lun. Kayak roti sobek." mata Tinah berbinar, menjelaskan personil Road Runners yang menurutnya keren.

Luna hanya mendengarkan cerita Tinah dan Abel. Ia membayangkan kalau The Black Statue yang biasa terdiam tanpa suara disebelahnya, akan menjadi personil band favorit Tinah. Apa komentar Tinah dan apa mungkin dia bisa melakukannya?

Lihat selengkapnya