Di tengah obrolan ringan mereka, seorang pria tampan dalam balutan jas dan kemeja putih mendekat. Wangi Clive Christian menyertai kehadirannya.
“Hai, Najwa. Senang ketemu kamu di sini,” sapa pria itu.
“Hai Gabriel. Tumben kamu ke Starbucks di jam kantor.” Najwa membalas ceria.
“Barusan aku melatih anak-anak Paduan Suara Mahasiswa, aku izin sebentar dari kantor. Wait...” Saat itu Gabriel melihat Dani. Kerut kecil muncul di keningnya. “Siapa dia, Najwa?”
“Ah, kenalkan. Dia Dani. Pemilik Sastranegara Organizer. Dani, ini GABRIEL Andreas Paz, tapi lebih suka dipanggil Gabriel. Sahabatku sejak kecil.”
Gabriel maju, lalu menjabat tangan Dani. Dani membalas uluran tangan Gabriel, diam-diam menatap pria itu dengan pandangan menilai.