Maafkan diriku yang takkan pernah bisa
Mencoba tuk melepaskan kamu
Terlalu sulit bagi diriku
Kini ku sadari
Tak ada yang mengerti
Namun ku sendiri
Tak ada yang temani
Aku tak bisa bayangkan
Kau hilang tanpa alasan
Ku harap kau masih fikirkan ku
Tuhan kembalikan dia padaku (Devano Danendra-Ini Aku).
Baruga A. P. Petarani buncah oleh sorak dan applause kekaguman. Ratusan pasang mata di auditorium itu tertuju ke arah stage. Menikmati penampilan memukau dari paduan suara.
Sofar Concert bertajuk Lovely Be Lively tengah berlangsung. Antusiasme menebar, baik di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum. Para audience dibuat terpesona oleh performa PSM.
“Baik, keren banget ya penampilannya tadi.” Puji sang MC. Sejurus kemudian ia melanjutkan.
“Tapi masih ada penampilan spektakuler lain lagi. Ini dia...lagu yang diaransemen dengan sangat bagus oleh GABRIEL Andreas Paz. Akan dibawakan dengan sepenuh jiwa dan penghayatan...Perahu Kertas!”
Tepuk tangan kembali bergemuruh. Piano berdenting lembut, mengalunkan intro. Dimainkan oleh sesosok pria tampan berbaju putih. Sepasang mata malaikatnya bergulir menatapi satu demi satu anggota PSM yang telah dilatihnya. Jemarinya, meski rapuh, mampu membawakan melodi-melodi indah itu dengan sempurna.
Sementara di atas panggung, di antara jajaran anggota PSM yang membentuk formasi, gadis bermata kelabu dalam balutan gaun putih panjang itu terenyak. Fokus penglihatannya hanya terarah pada satu objek: pada lelaki yang tengah memainkan piano. Ya, ia akan menyanyi untuk lelaki itu. Tak peduli pesannya tersampaikan atau tidak.