Lovestory About Choirmaster

princess bermata biru
Chapter #17

17. Yang Terbaik

Lantaran AC di kamarnya bocor, Gabriel memutuskan shalat Isya di ruang keluarga di lantai bawah. Beribadah seraya mengadukan kegelisahan yang berkecamuk di dadanya pada Sang Pencipta. Gelisah setelah melakukan tahap terpenting rencananya.

“Ya Allah...aku telah melakukan segala yang kubisa untuk mendapatkan cinta dari Peri Kecilku. Sekarang, hasil akhirnya kuserahkan pada-Mu. Aku percaya Engkau memiliki rencana terbaik untukku.” Pria tampan itu menutup doanya.

Baru saja ia beranjak bangkit, rasa sakit luar biasa menyerangnya. Gabriel merintih tertahan. Tak menduga serangan Osteosarkoma kian agresif di tubuhnya. Tulang-tulangnya amat sakit. Ia nyaris tak bisa bergerak seinci pun.

“Astaga...Gabriel!”

Pintu ruangan berdebam terbuka. Prof. Andreas dan Prof. Harini menghambur masuk. Wajah mereka berubah panik.

Sekali lagi Gabriel berusaha berdiri. Ia tak ingin terlihat lemah di depan kedua orang tuanya. Ia kuat. Sugesti itu terus dibisikkannya dalam hati.

“Kamu baik-baik saja, Sayang?” desah Prof. Harini.

“Iya, Ma. Aku baik-baik saja. Aku kuat,” jawab Gabriel. Kini akhirnya ia bisa berdiri.

Lihat selengkapnya