Lovestory About Choirmaster

princess bermata biru
Chapter #21

21. On The Way To Malino

“Kamu lelah, Cempluk?” Dani bertanya lembut.

Najwa memperbaiki posisi tubuhnya pada tempat duduk Rush yang nyaman. “Sedikit. Mungkin karena semalaman aku menyelesaikan berkas-berkas untuk Rapat Umum Pemegang Saham.”

Dani mengangguk paham. Fokus tatapannya masih terarah pada jalanan yang dilewatinya.

“Oh iya, aku lupa kalau hari ini jadwalnya RUPS tahunan di Gazanesia Corp. Bagaimana RUPS-nya?”

“Lancar. Ada bagian saham yang dialihkan, laporan keuangan disetujui, dan tidak ada pro kontra yang terlalu tajam saat dibahas mengenai pembagian dividen.”

“Itu bagus. Kalis pasti lebih tenang sekarang setelah RUPS. Bagaimana denganmu, Pluk?”

Cempluk, panggilan kesayangan Dani untuk Najwa saat ini. Kata dari bahasa Jawa untuk mengartikan ‘chubby’. Najwa sempat kebingungan dan menanyakan arti kata ‘Cempluk’. Namun ia senang juga saat Dani menjelaskan artinya.

“Aku? Tentu saja sudah tenang. RUPS tahunan berjalan lancar, dan tidak ada masalah besar di perusahaan.” sahut Najwa ceria.

Rush dark blue itu melaju di sepanjang jalan Tol Reformasi. Jalan tol yang menghubungkan pusat kota dengan Bandara Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Soekarno-Hatta. Gerbangnya terletak di dekat flyover Urip Sumoharjo. Tol ini mulai beroperasi sejak tahun 1999.

“Kamu tidur saja, Pluk. Lagi pula perjalanan kita masih jauh. Dua jam lagi kita sampai.” pinta Dani.

Najwa menggeleng tegas. Menyingkirkan selimut dan bantal yang tadi dipakainya.

“Kalau aku tidur, nggak ada yang menemani kamu.” bantahnya.

Dani mau tak mau tersenyum. “Jangan pikirkan aku. Prioritaskan saja tubuhmu. Jangan sampai kamu kelelahan saat kita sudah di Malino nanti.”

Malino, itulah tempat tujuan mereka. Areal wisata pegunungan yang identik dengan Puncak atau Lembang. Kota bunga yang terletak 90 km dari Makassar. Rencananya Dani, Najwa, Alia, Alisha dan Three Musketeers akan menghabiskan weekend di sana. Dicky menawarkan villanya untuk mereka gunakan.

Lihat selengkapnya