Lovetainment

SURIYANA
Chapter #6

6. Dan Pemenangnya adalah...

Acara Apresiasi Musik Indonesia sedang berlangsung. Pembawa acara Diandra Berlambang dan Abu Deli bersama pembaca nominasi telah mengumumkan beberapa pemenang dalam beberapa kategori.

Tahu-tahu, Prima Utama yang sebelumnya kabur ke belakang panggung karena tidak mau menemani Beril, kembali ke tempat duduknya itu. Bukan Beril yang ia tuju, melainkan Sam. Diva itu sudah berganti baju dengan gaun formal berwarna biru gelap dan detail renda pada bagian lengannya. Cantik. Namun, wajahnya yang tegang tidak dapat diabaikan.

Prima mengangguk singkat kepada vokalis Pudar Band itu sebelum membisikkan sesuatu kepada Sam.

“Dwi hilang!” katanya berusaha tidak meninggikan suaranya. Kalau mau jujur, Prima sangat kesal pada saat itu.

“Hilang bagaimana?”

“Nggak bisa ditelepon.”

“Ya mungkin dia lagi keliling-keliling melihat acara. Biarin saja.”

Prima tidak dapat menghilangkan kekesalannya. Ia mencubit lengan Sam. “Biarin gimana? Dia bawa kotak makeup-ku!”

Tampaknya volume suara Prima tidak lagi rendah. Pasalnya, Beril menoleh ke arah mereka. Laki-laki itu bahkan bertanya, “Ada masalah?”

Prima mengabaikan pertanyaan vokalis dari Pudar Band itu. Ia berbisik kepada Sam, “Aku harus ganti riasan wajah karena mau tampil gothic saat duet dengan Dewa Tanpa Nomor.”

“Ubah saja konsepnya. Kamu tinggal touch-up makeup yang sekarang. Nanti aku sampaikan ke panitia,” ujar Sam memberikan saran.

Prima bertambah kesal. Dasar laki-laki, gerutunya dalam hati. Bisa-bisanya menyepelekan ketiadaan alat rias wajahnya pada acara sepenting ini.

“Kamu terlihat sangat cantik, kok,” kata Sam menenangkannya.

Prima tidak tahu harus bereaksi apa dengan pujian manajernya itu. Bukannya Sam tidak pernah memujinya sama sekali. Tapi, nada suara pria itu terdengar berbeda di telinganya kali ini. Biasanya ia menanggapinya sambil lalu. Namun, kali ini pujian dari manajernya itu dapat menghilangkan kepanikannya.

Belum sempat Prima mengucapkan terima kasih, tahu-tahu lampu sorot menyinari gadis itu. Matanya sampai terpicing dengan kilau sinarnya. Akan tetapi, bukan Prima Utama namanya kalau ia tidak mampu mengatasi perhatian yang ditujukan padanya itu secepat kilat.

Meskipun terasa kaku, penyanyi itu tersenyum menunjukkan gigi-giginya yang terukir rapi dan sempurna. Meskipun lubuk hatinya masih bertanya-tanya, apa yang terjadi? Dalam waktu yang berlangsung cepat itu, Sam berdiri dan bertepuk tangan.

Laki-laki itu berbisik, “Kamu pemenang Penyanyi Solo Wanita Terbaik.”

Lihat selengkapnya