Lovetainment

SURIYANA
Chapter #9

9. Penyelamat Kolaborasi

Para hadirin, malam semakin larut, tapi Apresiasi Musik Indonesia bertambah meriah. Abu Deli mengajak Anda untuk menantikan siapa musisi tanah air selanjutnya yang meraih penghargaan malam ini. Benar, pemirsa. Anda juga tidak akan mau melewatkan kejutan manis yang telah kami persiapkan di akhir acara nanti. Hm, jadi penasaran Diandra. Tentu saja, setelah yang mau lewat berikut ini yaaa….

“Hai, Mbak Prima. Saya Armilla.”

Prima tidak sedikitpun menundukkan wajah. Kepalanya tetap mendongak tinggi.

“Maaf, Mbak. Saya tadi tidak sengaja mendengar pembicaraan Mbak,” kata gadis itu takut-takut.

Prima berdehem tidak peduli.

“Kalau mau, Mbak boleh pakai kosmetik saya.”

Prima mendelik memerhatikan pantulan sosok itu di cermin. “Apa?” Dalam hati ia mengumpat. Pakai kosmetik perempuan itu? Memangnya dia nggak menyadari kalau kosmetik Prima adalah merek dari luar negeri dan paling mahal.

Prima tidak bisa memakai produk sembarangan dan hanya satu merek saja yang cocok dengan kondisi kulitnya. Go to hell, kata hati Prima kesal. Tidak, ia tidak boleh menyuarakan isi hatinya itu terang-terangan. Kepalanya berusaha memikirkan kata-kata lembut yang tidak menyakitkan hati.

Belum lagi Prima mengutarakan penolakannya, Meisye sudah mengobrak-abrik isi kotak alat rias gadis itu. Meisye memekik kagum.

“Mereknya sama dengan yang Mbak Prima pakai,” pekik penata busana Prima Utama itu.

Kegembiraan Meisye itu menarik perhatian Yulia. Penata rias Prima Utama itu ikut-ikutan meneliti kotak alat rias Armilla.

Armilla tersenyum. “Saya ini penggemar Mbak Prima dari dulu. Saat tahu Mbak Prima mengenakan kosmetik merek ini, langsung saya juga ikut memakainya.”

Yulia sudah mengincar berbagai produk yang dijamin akan membuat penampilan klien pribadinya, Prima Utama semakin memesona. Tapi, ia masih ragu-ragu.

“Wah, thank you ya, Wak,” kata Meisye seraya mengambil produk-produk incaran yang ada dalam genggaman Yulia.

“Dengan senang hati,” jawab Armilla. “Ehm, makeup-nya saya tinggal saja dan silakan pakai sebebas-bebasnya.”

Ada binar kebahagiaan di mata Yulia. Ia dapat menyelamatkan reputasinya sebagai penata rias. Ia tidak akan kehilangan Prima Utama sebagai klien nomor satunya.

Lihat selengkapnya