GADIS itu melangkah gontai memasuki sebuah kafe. Ia memilih tempat di dekat jendela besar kafe yang memperlihatkan jalanan yang begitu lengang. Semua orang berpikir bahwa penyebabnya adalah gerimis. Gadis tersebut juga berpikir demikian.
Beberapa menit kemudian, seorang pelayan datang mengantarkan pesanannya, secangkir kopi americano. Gadis tersebut tersenyum tipis kepada pelayan, lalu kembali menatap ke arah jalanan sambil menyesap kopi hitamnya.
Hitam, pekat, dan pahit. Itulah yang menggambarkan secangkir americano. Lagi-lagi ia tersenyum tipis. Pahit dan hitam kopi itu tidak sebanding dengan hidupnya. Bahkan hidupnya jauh lebih hitam dan pekat dari secangkir kopi itu.
Tanpa ia sadari, senyuman tipisnya mampu membuat seorang laki-laki yang duduk di kursi tinggi dekat meja bartender terpaku dan terpesona. Laki-laki itu menoleh ke arah pelayan yang berdiri dibalik meja bar sambil meracik kopi. "Cewek itu sering ke sini, No?" tanya laki-laki bermata kelabu pada pelayan yang bernama Deno.